Basmi Hama Tikus dengan Burung Hantu Cukup Efektif, Jauh dari Bahaya dan Menjaga Ekosistem

- 9 Januari 2022, 18:39 WIB
Tempat karantina sederhana burung hantu jenis serak Jawa (Tyto Alba) di Kabupaten Sukoharjo.
Tempat karantina sederhana burung hantu jenis serak Jawa (Tyto Alba) di Kabupaten Sukoharjo. /Dinas Pertanian Sukoharjo/

KARANGANYARNEWS-Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengapresiasi para petani yang membasmi hama tikus di sawah dengan cara aman, yaitu memanfaatkan burung hantu.

Sebab, selain menjaga keseimbangan ekosistem di sawah serta menjaga satwa yang dilindungi, cara seperti itu juga menghindarkan bahaya, seperti menggunakan strum atau jebakan listrik yang bisa mengakibatkan kematian manusia.

Karena itu, pihaknya juga mendorong para bhabinkamtibmas di desa-desa untuk bekerja sama dengan penyuluh pertanian untuk mengajak para petani memberdayakan Serak Jawa atau burung hantu dalam membasmi hama tikus di sawah.

"Cara-cara lain untuk membasmi hams tikus seperti menggunakan jebakan listrik adalah ilegal. Kami akan menindak tegas pemilik atau pemasang jebakan tikus yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia," tegas Kapolda dalam siaran pers, Minggu (9/1/2022).

Kepala Dinas Pertanian Sukoharjo Bagas Windaryatno.
Kepala Dinas Pertanian Sukoharjo Bagas Windaryatno.

Serak Jawa dengan nama latin Tyto Alba juga dikenal dengan nama burung Daris merupakan salah sub spesies burung hantu yang banyak ditemui di Indonesia. Berpostur kecil, Serak Jawa adalah karnivora yang dikenal menjadikan tikus sebagai musuh.

Burung itu bisa mengkonsumsi tikus 2-3 ekor tikus per malam. Sehingga, jika dikalkukasi secara matematis, sebulan bisa mencapai 60-90 ekor tikus. Jadi sangat efektif untuk membantu petani membasmi tikus di persawahan.

Lantaran dinilai cukup efektif, Serak Jawa dibudidayakan para petani di Sukoharjo yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional. Penangkaran serak Jawa yang semula hanya terbatas di area persawahan di Sukoharjo Kota, kini makin meluas di sejumlah desa di kabupaten tersebut.

"Jumlah tyto alba di wilayah Kecamatan Sukoharjo sekitar 700 ekor. Awalnya hanya petani di Kelurahan Sukoharjo yang memelihara tyto alba. Kini, para petani di daerah lain juga melakukan hal serupa untuk mengendalikan tikus," kata Bagas Windaryatno, Kepala Dinas Pertanian Sukoharjo.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah