Namanya Bikin Gabut; Ini Tradisi Berbagi Kupat Jembut di Semarang

13 Mei 2022, 06:35 WIB
Penampakan Kupat Jembut, kuliner yang dibagi-bagikan dalam tradisi Syawalan di Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah /Tangkapan YouTube/

KARANGANYARNEWS – Jangan berkonotasi tabu atau porno, tradisi Syawalan setiap usai Idul Fitri di Kota Semarang ini berbagi Kupat Jembut.

Budaya ini disebut-sebut kearifan lokal, warisan nenek moyang yang tetap dilestarikan hingga saat ini oleh warga Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Sebagaimana tradisi berbagi Kupat Jembut Senin, 09 Mei 2022. Sejak pukul 06.00 puluhan anak telah berdatangan gang sempit kampung Pedurungan, masing-masing membawa kantong plastik warna warni.

Baca Juga: Bakdan Sapi; Tradisi Unik, Lebaran Teruntuk Sapi di Boyolali

Dengan sabar, puluhan bocah tersebut berbaris rapi dan berjalan perlahan  menghampiri setiap  rumah. Mereka, menunggu giliran mendapatkan Ketupat Jembut yang dibagikan para orang tua warga setempat.

Para bocah tadi, pun nampak suka cita menerima pembagian Kupat Jembut dan uang dari masing-masing pemilik rumah yang mereka datangi.  

Dengan cekatan juga, mereka bergegas memasukan Kupat Jembut ke dalam kantong plastik yang mereka bawa.

 Baca Juga: 5 Tradisi Unik Perayaan Idul Fitri di Indonesia, Bakar Gunung Api hingga Perang Ketupat

Kupat Jembut, merupakan kuliner khas warga Pedurungan yang hanya disajikan setahun sekali di awal bulan Syawal, dalam tradisi Syawalan. Tepatnya, satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. 

“Ini tradisi warisan nenek moyang yang kami lestarikan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya,” kata Wasidarono Ketua RW 01 Pedurungan Tengah, kepada awak media yang menemuinya.

Menurut dia, tradisi berbagi Kupat Jembut kepada anak-anak di kampungnya dimaksud sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, seusai menjalani syariat puasa wajib di bulan Ramadhan dan puasa sunah di bulan Syawal.

Baca Juga: 3 Keripik Khas Klaten, Renyah Gurihnya Paling Diburu Pemudik

Disebutkan, jikalau Lebaran Idul Fitri identik dengan kuliner opor ayam maka dalam tradisi Syawalan identik dengan kupat atau ketupat bersisi tauge. Warga Pedurungan menyebutnya, Kupat Jembut.

“Dua Lebaran tahun lalu kami juga tetap mengadakan tradisi Swalan berbagi Kupat Jembut,” terang tokoh masyarakat di kampung Pedurungan tadi.   

Namun demikian, menurut Wasidarono dikarenakan adanya pandemi Covid-19 dan aturan protokol kesehatan ketat, cuma beberapa rumah yang berbagi Kupat Jembut.

Baca Juga: Mudik Lebaran di Klaten, Inilah 4 Jajanan Paling Nagih Wajib Dicicipi

Sebagaimana warga Pedurungan lainnya, Ketua RW 01 ini juga berharap tradisi Syawalan berbagi Kupat Jembut di kampungnya ini tetap diuri-uri atau dilestarikan oleh generasi berikutnya. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler