Namanya juga ayam panggang, pengolahannya berbeda dengan ayam bakar. Prosesnya, ayam utuh dibelah membujur di dada, lalu ditusuk dengan bambu agar terbentang.
Setelah rendam dalam adonan bumbu, ayam dimasukkan ke dalam kuali tanah liat di atas tungku. Jadi ayam tidak dipanggang langsung di atas api.
Baca Juga: 7 Warung Makan Ayam Goreng yang Rasanya Juara di Solo
Tidak sekali jadi. Karena perendaman bumbu dan pemanggangan setidaknya dilakukan tiga kali agar bumbu meresap, dan ayam matang alami.
Dengan campuran bumbu rempah, citarasa ayam tiaak hanya gurih dan manis, tapi juga lezat dengan sedikit rasa pedas.
Sebagai pelengkap, ayam panggang Mbok Denok menyedikan pilihan sambal, yaitu sambal terasi, sambal bawang, dan sambal urapan dengan lalapan daun pepaya rebus.
Baca Juga: Ayam Panggang Mbah Dinem, Cita Rasa Pedas Gurih Manisnya Bumbu Tradisional
Ayamnya empuk, tidak berminyak, dan aromanya yang wangi benar-benar menggoda . Bumbunya benar-benar meresap. Rasa ayam panggang Mbok Denok ini sedap.
Tidak heran jika ayam anggang Mbok Denok ini memiliki banyak penggemar. Pelanggannya datang dari berbagai daerah, seperti Magetan, Ponorogo, Wonogiri Solo, dan Sragen.
Saat lebaran, warung ayam panggang Mbok Denok selalu menjadi jujugan pemudik. Setiap hari menghabiskan 50-100 ekor ayam, dan pada hari libur bisa sampai 200 per ekor.