KARANGANYARNEWS - Cita rasa khas ayam panggang Mbah Dinem, selain dari keunikan memasaknya, juga keragaman aroma rempah tradisional tanpa ditaburi bumbu instan.
Nuansa dan aroma khas tradisional, serasa menyengat begitu memasuk resto ayam panggang Mbah Dinem. Hanya menjajakan satu menu khas, tak ada menu makan lain kecuali ayam panggang.
Itu pun, tidak sebagaimana olahan ayam panggang di resto lainnya. Ayam panggang Mbah Dinem, tidak dibakar langsung di atas bara api arang. Tidak juga direbus dan atau digoreng, sebelum dipanggang.
Baca Juga: Peduli Erupsi Gunung Semeru, Lukisan Mistis Bakul Jamu Dilelang 10 Miliar
“Manggangnya dimasukkan dalam tempayan atau gerabah yang terbuat dari tanah liat,” kata Heriyanto, marketing resto Panggang Mbah Dinem kepada karanganyarnews.com di restonya.
Cara masaknya, memang tradisional nan unik. Ayam tidak dipanggang dengan api atau bara api dari arang. Ayam dipanggang di dalam tempayan, dimatangkan dengan diungkep atau tertutup rapat dalam tempayan.
Dengan cara di open ini baik kadar air, kandungan lemak maupun minyak dalam daging ayam akan keluar semua. Terlebih, ayam yang dipagang bukan ayam potong, tapi ayam kampung berasal dari peternak lokal yang dipeliara secara tradisional.
Baca Juga: Primbon Jawa, Inilah Kunci Pendongkrak Aliran Rejeki Sabtu Legi
Citarasanya, jangan ditanya lagi. Resto ayam panggang Mbah Dinem, memang menyuguhkan kelezatan cita rasa dan aroma khas. Pedas gurih manisnya rempah berlapis, dilengkapi cocolan rempah yang menggugah selera.