Untuk memenuhi selera pasar, pemilik merk Win Telur Asin ini membuat 2 varian rasa yakni original dan pedas. Dibandingkan keripik telur asin, peluang bisnis kerupuk telur asin, diakui Fery lebih menjanjikan.
Produksi keripik telur asin milik Fery hanya bertahan beberapa bulan, sedangkan kerupuk telur asin masib bertahan hingga sekarang, terhitung sejak 14 Januari 2019.
Baca Juga: Waroeng Jadoel Temanggung, Citarasa Khas Bertabur Eksotiknya Nostalgia
Sensasi makan kerupuk dan keripik telur asin memang jauh berbeda dari makan telur asin langsung. Telur asin paling enak dimakan pakai nasi disertai rawon plus sambalnya yang mantul.
Sedangkan kerupuk dan keripik telur asin, selain bisa dijadikan lauk, juga bisa dimakan untuk camilan, menemani rehat saat menonton film atau acara lain.
Bicara omzet, untuk hitungan usaha baru yang harus melewati masa pandemi, usaha kerupuk telur asin tak bisa dipandang sebelah mata.
Baca Juga: Nasi Lethok Klaten, Citarasa Kuah Sambal Khas Nan Legendaris
Dari penjualan kerupuk telur asin varian original, Fery bisa menjual minimal 200 kantong per bulan, dengan harga sekitar Rp 15.000,- per 65 gram.
Ketekunan dan jaringan komunitas yang kuat, menjadi salah satu rahasianya mampu melewati keterpurukan akibat pandemi. Hasilnya, pasarnya tak hanya Solo Raya tapi juga sampai Kalimantan.
Seperti Fery, kamu pun bisa mengambil peluang besar memanfaatkan potensi telur asin menjadi kerupuk ataupun keripik. Selamat mencoba. ***