KARANGANYARNEWS – Selain Bumi Kapetak, perjodohan Kaesang Pangarep-Erina Gudono juga diselimuti misteri Lebu Katiup Angin. Inilah hitungan neptu weton Primbon Jawa selengkapnya.
Acara pernikahan Kaesang Pangarep, putra Presiden Jokowi dengan Erina Sofia Gudono diselenggarakan tanggal 8-11 Desember 2022, dengan serangkaian upacara sakral adat Jawa di Jogya dan Solo.
Berikut hitungan lengkap perjodohan Kaesang Pangarep dengan Erina Gundono, berdasarkan hitungan neptu weton kedua mempelai dalam rumus logika matematik Primbon Jawa.
Baca Juga: Weton Jumat Wage Berselimut Misteri Nuju Pati, Inilah Penangkal Misteri Kesialannya
Urusan jodoh, memang Allah Yang Maha Pengasih penentunya. Hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa, hingga saat ini masih dijadikan pedoman sebagian besar masyarakat Jawa untuk menguak misteri berbagai aspek kehidupan seseorang.
Baik terkait karakter atau watak kepribadian, kesesuaian karir profesi profesi, pasang surutnya aliran rejeki, demikian juga misteri dibalik bertemunya jodoh pinasti atau pasangan ikatan cinta.
Hitungan rumus logika matematik dalam Primbon Jawa, didasarkan atas lambang bilangan masing-masing hari pasaran yang sering disebut saptawara dan pancawara.
Baca Juga: Weton Jumat Wage: Waspadai, Kaya Raya Usia Muda, Mampet Rejeki Setelah Tua
"Saptawara terdiri tujuh hari masing-masing hari Ahad (Minggu), Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Sementara pncawara terdiri lima pasaran masing-masing Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon," terang Praktisi Primbon Jawa Ki Buyut Lawu.
Terkait hitungan jodoh pinasti, ada beberapa rumus logika matematik Primbon Jawa yang digunakan. Namun demikian, keseluruhannya dianggap akurat tergantung kebiasaan dan keyakinan masing-masing.
Disebutkan, diantaranya ada dengan menjumlahkan lambang bilangan ke dua belah pihak pasangan pengantin, kemudian dibagi dengan bilangan pembagi (7), (9) dan atau (10).
Baca Juga: Weton Kamis Pon: Pilih Salah Satu, Inilah 5 Jodoh Peraih Maghligai Rumah Tanggamu
Angka yang didapat dari pembagian tersebut, kemudian dicocokkan dengan pemaknaan masing-masing penomoran yang terdapat dalam rumus logika matematik Primbon Jawa.
Bagaimana dengan hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa, terkait perjodohan antara Putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono?
Hitung neptu weton perjodohan keduanya, dimulai dengan menjumlahkan lambang bilangan hari pasaran masing-masing. Hasil penjumlahannya dibagi dengan angka 7, kemudian sisa pembagiannya dicocokkan dengan tujuh kategori dalam perhitungan perjodohan Primbon Jawa.
Baca Juga: Sederet Keistimewaan Weton Kamis Pon, Dibalik Misteri 4 Khodam Pelindungnya
Sebagaimana diketahui, Kaesang Pangarep yang terlahir pada tanggal 25 Desember 1994 bertepatan dengan neptu weton atau hari pasaran Minggu Pon.
Hitungan Saptawara dan Pancawara dia, terdiri neptu hari Minggu bersimbul angka (5) dan neptu pasaran Pon (7), jumlah lambang bilangan Kaesang Pangarep (12).
Sedangkan Erina Gudono yang dinikahinya terlahir tanggal 11 Desember 1996, neptu weton atau hari pasaran kelahirannya Rabu Kliwon. Jumlah lambang bilangan dia (15) dari penjumlahan neptu hari Rabu (7), ditambah neptu Pasaran Kliwon (8).
Baca Juga: Teruntuk Kelahiran Weton Kamis Pon, Inilah 6 Karir Profesi Peraup Limpahan Rejeki Kalian
Rincian hitungan perjodohan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono menurut rumus logika matematik Primbon Jawa, sebagaimana dijelaskan Ki Buyut Lawu berikut ini.
Jumlah lambang bilangan neptu weton Kaesang Pangarep (12) dan Erina Gundono memiliki jumlah lambang bilangan (15), hitungannya (12) ditambah (15) jumlahnya (27) dibagi (7) hasilnya (6).
Hitungan perjodohan atau pernikahan yang tersisa (6), dalam Primbon Jawa dilambangkang Bumi Kapetak (terhimpit bumi) dan Lebu Katiup Angin (debu tertiup angin).
Baca Juga: Waspadai, Kekayaan Weton Kamis Pon Rawan Menjerumuskan Keterpurukan Hidupanya
Bertemunya kelahiran neptu weton Minggu Pon dengan kelahiran hari pasaran Rabu Kliwon, disebutkan ada kelebihan atau keistimewaan ada juga aspek kekurangan atau kesialannya.
Sederet kelebihan atau keistimewaannya, disebutkan penulis buku ‘Primbon Jawa Milenial’ tadi diantaranya sebagai pasangan ikatan tali perkawinan yang sama-sama tekun dan rela kerja keras demi kebahagiaan keluarganya.
Selain itu keduanya juga tahan uji dan tabah menghadapi rintangan berbagai masalah kehidupan rumah tangga, saling bisa menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan perjodohannya langgeng sampai tua.
Baca Juga: Sakral dan Penuh Misteri, Weton Rabu Pahing Dinaungi Aura Spiritual Cakra Mahkota dan Cakra Jantung
Sedangkan kekurangan dan atau kesialannya, kehidupan rumah tangganya dihantui cobaan hidup. Bukan karena kekurangan harta benda, tapi terpaan fitnah dari orang yang berusaha menjatuhkan nama baiknya.
Sebagai tolak balak dari kesialannya tadi, disarankan pasangan ikatan cinta ini melakukan ritual mengubur tanah yang diambil dari empat penjuru mata angin.
Penolak balak lainnya, memberikan sedekah kepada anak yatim piatu minimal sejumlah gabungan lambang bilangan neptu weton pengantin pria dan wanita.
Baca Juga: Weton Rabu Pahing: Dinaungi Misteri Lakune Banyu, Inilah Keiklasan dan Ketulusan Hatimu
Perlu dicatat dan diingat, menurut Ki Buyut Lawu nasib keberuntungan atau masa depan seseorang merupakan misteri kehidupan yang tidak bisa diungkap secara akurat oleh hasil perhitungan neptu weton ini.
Baik terkait karakter atau watak kepribadian, karir profesi, pasang surutnya aliran rejeki demikian juga terkait pasangan ikatan cinta atau jodoh pinasti seseorang.
Karena itulah, jikalau hasil hitungan rumus logika matematik Primbon Jawa ini menurut kalian kurang bagus, jadikanlah penspirit untuk berikstiar dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar keterpurukan nasib dalam kehidupan tidak menimpa kita.
Baca Juga: 7 Jodoh Weton Selasa Legi Dibalik Misteri Lakune Geni, Menurut Primbon Jawa
Sedangkan kalau dalam hitungan neptu weton ditemukan hal terbaik, anggaplah sebagai harapan, doa dan lebih menspirit kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Kebenaran paling absolut, tiada lain hanya dimiliki Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,” kata Ketua Komunitas Kiai Damar Sesuluh (Spirit Reliqius, Cultural dan Education) tadi. ***