Perhatikan Hal Ini Sebelum Memilih Keris, Agar Tidak Muncul Masalah

- 18 Juli 2022, 21:18 WIB
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih keris untuk dikoleksi, salah satunya unsur kelahiran
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih keris untuk dikoleksi, salah satunya unsur kelahiran /Klasik Herlambang/Karanganyar News

KARANGANYARNEWS - Perbedaan energi antara pusaka dengan pemiliknya, diyakini bisa memicu munculnya permasalahan-permasalahan pada sang pemilik.

Karena itulah, seorang kolektor hendaknya mempertimbangkan banyak hal sebelum memilih sebilah keris untuk dikoleksi.

Hal ini disampaikan oleh budayawan dan empu keris asal besalen Brojodiningrat, Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, almarhum Empu Totok Brojodiningrat.

Menurutnya kesesuaian energi haruslah jadi pertimbangan utama, agar sebuah keris bisa memberi efek positif pada pemiliknya.

Baca Juga: Mengintip Rahasia Pembuatan Keris Sakti di Padepokan Brojobuwono Karanganyar

“Tidak bisa dipungkiri bahwa faktor non fisik masih tetap dijadikan pertimbangan utama, saat seseorang memutuskan membeli sebilah keris. Karena itulah, berbagai hal yang menyangkut energy dalam diri seseorang harus dipertimbangkan. Tujuannya tentu agar terjadi kesesuaian energy, yang membuat harapan dari si pemilik keris itu bias dengan mudah tercapai,” jelas Empu Totok seperti dikutip dari Majalah LIBERTY edisi April 2016.

Dan faktor wuku kelahiran adalah hal yang menurut Empu Totok memiliki pengaruh besar.

Sebab dari wuku kelahiran inilah, sebenarnya seseorang sudah ditetapkan harus berpasangan dengan keris jenis apa.

Sehingga harmonisasi energy akan terjadi dalam kehidupannya, saat seseorang mengoleksi jenis keris yang sesuai dengan wuku kelahirannya tersebut.

Karena itulah Empu Totok menjelaskan bahwa salah satu hal yang selalu ditanyakan seorang empu saat akan membuat sebilah keris, adalah unsur-unsur kelahiran pemesannya, dalam hal ini wukunya.

Baca Juga: Menajamkan Energi Pusaka dengan Jamasan di Wuku Landep

Dengan begitu sang empu akan bias menciptakan sebuah pusaka yang benar-benar cocok dengan pribadi orang yang memesannya.

“Pada dasarnya saat bicara keris sebagai sebuah pusaka, maka benda itu akan diciptakan berdasarkan pesanan. Sehingga sifatnya sangat pribadi. Karena oleh sang empu, energi di dalam pusaka itu akan disetting sesuai dengan energi dari orang yang memesannya. Tentunya agar harapan dari orang yang memesan keris tersebut bisa dengan mudah tercapai, saat dia sudah memegang pusaka pesanannya,” ungkapnya.

Ada laku spiritual yang panjang dalam proses penciptaan sebilah keris. Dan hal itu dilakukan oleh sang empu berdasarkan karakter pribadi orang yang memesannya.

Untuk itu ada proses seleksi yang ketat terhadap bahan-bahan yang akan digunakan. Termasuk pemilihan sesaji yang dijadikan pelengkap dalam ritual pembuatannya.

Tak hanya itu, Empu Totok juga menyebut adanya pemilihan waktu yang didasarkan perhitungan-perhitungan tertentu, untuk memulai proses pembuatannya.

Baca Juga: Santosa Doellah, Empu Batik yang Banyak Meninggalkan Karya

Yang kesemuanya bertujuan untuk memaksimalkan energi yang tersimpan dalam keris yang akan dibuat.

“Sebelum membuat sebilah keris, si empu ini akan mencari bahan baku yang benar-benar bagus. Sebab bahan-bahan tertentu diyakini memiliki pancaran aura yang baik yang mana bila dipadukan dengan serangkaian ritual yang dijalani sang empu, akan menghasilkan keris memang benar-benar memiliki kekuatan dahsyat. Untuk pemilihan waktu, Wuku Landep biasanya kerap dijadikan pilihan untuk memulai sebuah proses pembuatan keris. Sebab dengan memilih waktu tersebut, maka pusaka yang dibuat benar-benar landep (tajam), baik secara fisik maupun non fisik,” tambah Empu Totok.

Bahan batu meteorit adalah bahan favorit yang paling sering diburu oleh para pembuat keris.

Sebab bahan yang satu ini selain memiliki kandungan logam yang sangat bagus, juga diyakini memiliki pancaran energi alam yang dahsyat karena berasal dari luar angkasa.

Selain karena kekuatan alamnya, bahan-bahan tertentu yang digunakan untuk membuat keris sangat memengaruhi terbentuknya pamor dari keris itu nantinya.

Padahal pamor inilah hal utama yang menjadi salah satu daya tarik sebilah keris secara fisik.

Baca Juga: Misteri Ritual Mondosio di Lereng Gunung Lawu. Modal Air Tape Ketan dan Ayam, Bisa Datangkan Kekayaan

Guratan-guratan yang terbentuk dari proses pelipatan bahan logam akan terlihat semakin indah manakala bahan yang digunakan adalah bahan-bahan pilihan.

Untuk membentuk sebuah pamor, sebilah keris harus dibuat dari campuran beberapa bahan yang berbeda.

Pada saat ditempa menjadi satu inilah akhirnya terbentuk lapisan-lapisan yang artistik yang disebut pamor.

Namun dibutuhkan kecermatan dan keahlian tersendiri dalam proses ini, karena tiap-tiap keris memiliki jumlah lapisan yang berbeda, yang mewakili golongannya masing-masing.

Proses spiritual yang dilakukan oleh seorang empu, diyakini bisa mempengaruhi bentuk pamor yang akan tercipta.

Sebab bentuk pamor pada dasarnya sangat misterius. Dari sebuah proses pembuatan dan bahan yang sama, sebuah pusaka tidak akan bisa tercipta dalam wujud yang 100% sama.

Baca Juga: Misteri di Balik Ritual Tali Pocong. Ternyata Begini Sejarah dan Penggunaannya

Karena itulah ada yang mengatakan bahwa pamor keris itu hampir sama dengan sidik jari. Di sana ada kuasa Tuhan yang berperan dalam membentuknya. Dan tentunya disesuaikan dengan karakter pribadi pemiliknya.

“Bagi mereka yang belum paham, sebelum mengoleksi pusaka hendaknya berkonsultasi pada ahlinya. Karena dikhawatirkan ada pertentangan energi yang justru bisa merugikan si pemilik keris itu sendiri. Dan kalau saya biasanya lebih melihat pada wuku kelahiran dari seseorang," ujar Empu Totok.

Dari wuku bisa didapat jenis-jenis keris yang cocok dengan seseorang. Sebab sejatinya pusaka dianggap sebagai pasangan hidup.

Sehingga dengan mendasarkan pada perhitungan tertentu, maka bisa didapatkan sosok pasangan yang sesuai, termasuk keris atau pusakanya” pungkas Empu Totok.***

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah