Satupena Diskusikan Revitalisasi Alun Alun, Gunoto; Jangan Abaikan Ruang Budaya

- 23 Mei 2022, 02:36 WIB
Diskusi Revitalisasi Alun-alun Kota Semarang dari Perspektif Kebudayaan yang akan digelar Satupena Jateng dan Pemkot Semarang,  Selasa 24 Mei 2022
Diskusi Revitalisasi Alun-alun Kota Semarang dari Perspektif Kebudayaan yang akan digelar Satupena Jateng dan Pemkot Semarang, Selasa 24 Mei 2022 /Dok Satupena Jateng/

Akibatnya, alun-alun tergeser, bahkan dihilangkan dijadikan tempat bisnis baru. Tidak hanya sangat disayangkan banyak pihak, kebijakan menghilangkan Alun-Alun yang juga sebagai area publik ini, juga memprihatinkan.

“Karena itu kita mengapresiasi langkah Pemkot Semarang yang belum lama ini menyelesaikan revitalisasi Alun-Alun Kota Semarang. Ini berarti, ada kesadaran terhadap pelestarian peninggalan budaya dari kepala daerah dan jajarannya,” kata Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah tadi

Baca Juga: Bedah Buku ‘Sunan Kuning’ Menandai Deklarasi Satupena Jateng

Revitalisasi Alun-Alun, menurutnya dimaksud untuk mengembalikan bentuk dan fungsi alun-alun seperti semula dengan segala aktivitasnya. Revitalisasi Alun-Alun ini, sebagai upaya melindungi dan melestarikan kawasan tradisional, beserta segenap peninggalan fisik dan sistem kegiatan yang ada di dalamnya.

Gunoto Saparie juga menambahkan, kawasan alun-alun merupakan bekas pusat pemerintahan tradisional yang memiliki pola sama, menjadi ciri khas ibu kota daerah tingkat II di seluruh Jawa.

Ciri khasnya keberadaan ruang terbuka di tengah kawasan kota yang disebut alun-alun, sebagai penanda pusat orientasi kota. Alun-Alun, dikelilingi bangunan-bangunan penting.

Baca Juga: Katuranggan; Gairah Asmara Wanita dari Wajah dan Posturnya

Diantaranya masjid sebagai tempat beribadah, keraton sebagai pusat pemerintahan kota, dan bangunan-bangunan penting lainnya. Bahkan, kadang ada juga ada penjara, dua pohon beringin besar dan tua juga menjadi penanda  khas alun-alun.

Dalam diskusi nanti, pihaknya berharap dapat menghasilkan sejumlah rekomendasi. Dimaksud agar nilai-nilai lama tetap dianut, terutama keberadaan ruang sisi kebudayaan, teruntuk menggelar kesenian dan kebudayaan di Alun-Alun.

“Di Semarang misalnya, ada tradisi dugderan menjelang Ramadan. Dapat  memanfaatkan Alun-Alun, sehingga ruang publik ini tetap memiliki orientasi pelestarian dan pengembangan seni buadaya,” kata dia penuh harap.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x