Oleh |.| Mufid Rahmat
MENTARI pagi masih dipelukan Mega yang menggelayut di langit Sidoarjo. Desah ribuan jamaah bersahutan bagai alunan dzikir yang tak terhenti, ritme kaki yang menapaki jalanan membuahkan peluh mengalir dari dahi dan tengkuk.
Pagi itu Saya menyusuri Jln Juanda, Surabaya, menuju Stadion Delta Sidoarjo, lokasi puncak resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU). Baru beberapa menit mobil berjalan melambat, kemudian berhenti menunggu ratusan mobil di depan yang juga berjalan merayap.
Alhamdulillah, mobil bisa bergerak lagi walau hanya beberapa meter. Berhenti lagi, kali ini lama sekali. Saya meminta driver menepi, tapi sejauh mata memandang kanan kiri jalan dua arah itu sudah disesaki mobil, rapat bagaikan tembok Berlin.
Baca Juga: Gratis, 20 Link Twibbon 1 Abad NU Paling Aplikatif Teruntuk Semua Media Sosial
Sesampai di Hotel Fave, Saya berjalan kaki penuh optimisme. Berjalan pun harus berbagi dengan jamaah lain, tetap bersemangat meski berjalan kaki sekitar lima kilometer.
Sepanjang jalan Saya melihat banyak orang berbaik hati. Sebuah Ormas non NU mendirikan posko besar, dibarengi pelayanan dan persediaan makanan serta minum gratis untuk warga NU.
Ada tenda yang membagikan minuman dan makanan gratis bagi warga NU yang melintas di berbagai tempat, sepanjang jalan. Ada nasi bungkus, air mineral, ada juga pelayanan kesehatan gratis.
Baca Juga: 1 Abad NU: PP Pagar Nusa Siapkan 12 Musik Theme Song, Gandeng Anisa Rahman hingga Abah Lala