Mengenal Film Dirty Vote yang Ditonton Lebih dari 3 Jutaan Kali, Ada Juga Acara Nobar di Kotanya Gibran

- 12 Februari 2024, 13:19 WIB
Mengenal Film Dirty Vote yang Ditonton Lebih dari 3 Jutaan Kali, Ada Juga Acara Nobar di Kotanya Gibran
Mengenal Film Dirty Vote yang Ditonton Lebih dari 3 Jutaan Kali, Ada Juga Acara Nobar di Kotanya Gibran /

Lebih lanjut Yoseph memaparkan, bahwa kecurangan menjadi manifest sejak Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan perubahan syarat Capres dan Cawapres dengan mengabulkan pengalaman memimpin sebagai syarat baru tanpa mengindahkan umur sehingga Gibran lolos sebagai Cawapres.

Tidak berhenti sampai di MK, kecurangan demi kecurangan terus dilakukan secara vulgar, dengan memainkan politik bansos, permainan harga pupuk di pasaran, dan janji kenaikan gaji buat ASN.

Kedua, untuk mengalahkan kecurangan tersebut agar jangan sampai menang satu putaran, maka perlu adanya persatuan relawan pendukung capres – cawapres 01 dan 03 dalam melakukan percepatan Pendidikan politik kepada masyarakat, mengabarkan kepada masyarakat, bahwa kecurangan yang terjadi pada proses Pemilu 2024, sudah pada tahap membahayakan masa depan NKRI.

"Politik Dinasti yang dilakukan Jokowi tidak dapat di benarkan. Kalau hal ini di biarkan, dan menjadi contoh bagi pejabat di bawahnya, semua berhak melakukan politik dinasti. Maka keluarga Dinasti akan selalu hidup enak dengan kekuasaan di tangan. Sementara rakyat sulit cari kerja dan hidup dalam kemiskinan," tegas Yoseph.

Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Solo, Deana Sari, mengatakan Film Dirty Vote sangat bagus untuk memberikan Pendidikan politik secara ilmiah.

Menurutnya, tiga bintang ahli Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari dalam film Dirty Vote mampu memaparkan data – data secara kronologis tentang bagaimana kecurangan dalam Pemilu berlangsung.

"Bagi kami kaum muda, setidaknya masih memiliki harapan, ada tauladan juang dari suara yang berbeda bahwa tidak semua pelaku politik menghalalkan segala cara dalam meraih kekuasaan. Masih ada suara hati nurani yang mewakili etika dan moral melawan politik yang amoral dan tanpa etika. Dan terus terang film ini menambah semangat kami untuk ikut menyuarakan pentingnya berpolitik dengan etika sebagai Gerakan Moral Mahasiswa," ujar Deana.

Lebih lanjut Deana mengatakan, aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi SODARA itu juga sudah melakukan aksi massa pada tanggal 8 Februari kemarin.

"Apa yang ada di Film Dirty Vote memiliki kesamaan pandangan terhadap situasi politik nasional dan menjadi landasan kami bergerak dalam aksi tanggal 8 februari kemarin untuk menyelamatkan demokrasi dari ancaman oligarkhi dan politik dInasti," kata Deana.

Senada, Ketua Front Mahasiswa Nasional (FMN), Rikmadenda Arya Mustika, bahwa gelombang protes yang dilakukan banyak kalangan, dari tokoh agama, masyarakat, akademisi dan budayawan serta mahasiswa di berbagai kota yang semakin massif menjadi tanggungjawab bersama agar sampai ke rakyat di desa – desa dan kaum buruh di pabrik – pabrik, dengan bantuan media sosial, media massa dan perlunya mahasiswa juga turun langsung ke rakyat, berdiskusi dengan rakyat.

Halaman:

Editor: Abednego Afriadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x