BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem, meski Masuk Musim Kemarau

- 4 Juni 2024, 17:05 WIB
BMKG menyampaikan sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, serta potensi kekeringan dapat terjadi, khususnya di wilayah Indonesia sebelah Selatan Khatulistiwa. (Foto: Pixabay)
BMKG menyampaikan sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, serta potensi kekeringan dapat terjadi, khususnya di wilayah Indonesia sebelah Selatan Khatulistiwa. (Foto: Pixabay) /

KARANGANYARNEWS - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, serta potensi kekeringan dapat terjadi, khususnya di wilayah Indonesia sebelah Selatan Khatulistiwa, paling tidak hingga akhir September.

Kendati demikian dalam 24 jam terakhir tercatat adanya intensitas hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah Indonesia, yakni Semarang (104.4 mm), Sambas (103.0 mm), Sarmi (94.0 mm), Ambon (69.9 mm), Toli-Toli (61.1 mm), Silangit (57.3 mm), dan Tanjung Pinang (50.8 mm).

Adanya potensi hujan sedang disertai kilat/petir di wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak beberapa hari lalu telah diinformasikan kepada pihak terkait dan masyarakat melalui platform diseminasi BMKG.

Baca Juga: Libur Iduladha, KAI Tambah 18 Kereta Api Antisipasi Lonjakan Penumpang

Kondisi ini terjadi akibat beberapa faktor dinamika atmosfer, yakni aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di Jawa bagian Barat yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian Barat termasuk Jabodetabek, teramatinya pola pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi), suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa, labilitas atmosfer tinggi serta adanya indikasi adveksi dingin dari Selatan Jawa sehingga menyebabkan kelembapan tinggi di wilayah Pulau Jawa.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyatakan meskipun di sebagian wilayah Indonesia telah memasuki awal musim kemarau, namun sebagian wilayah lainnya masih berada di masa peralihan musim. Kandungan uap air dan labilitas atmosfer masih tinggi yang dapat memicu pertumbuhan awan-awan hujan signifikan.

Baca Juga: Comeback XG Single ke-5 WOKE UP, Sajikan Rap Lengkap

Ia menambahkan masih terdapat potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan secara signifikan. Kondisi dinamika atmosfer dapat memicu peningkatan curah hujan, antara lain aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby dan juga Kelvin, adanya pola sirkulasi siklonik, serta potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.

"Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024," jelasnya dalam siaran pers, Senin, 3 Juni 2024.

Halaman:

Editor: Andi Penowo

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah