KARANGANYARNEWS – Kabar menghebohkan datang dari klub raksasa Liga Inggris, Chelsea. Roman Abramovich menyatakan dirinya siap menjual klubnya, di mana seluruh hasil bersih dari penjualan akan disumbangkan bagi korban perang di Ukraina.
Awal pekan ini, anggota parlemen Partai Buruh, Chris Bryant menggunakan Hak Istimewa Parlemen untuk juga mengungkapkan Abramovich telah menjual rumah, termasuk flat lainnya di Inggris.
Kepada House of Commons, Chris Bryant mengatakan miliarder Rusia itu menjual aset-asetnya di Inggris lantaran khawatir terkena sanksi atas invasi Negeri Beruang Merah terhadap Ukraina.
Baca Juga: Nassar Ogah Dipanggil King Lagi, Ada Apa Nih?
Roman Abramovich menyerahkan pengurusan Chelsea kepada wali yayasan klub pada Sabtu lalu.
Keputusan itu dilakukan dalam rangka melindungi klub yang bermarkas di Stamford Bridge, menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Roman Abramovich secara terbuka mengakui dia ingin menjual klub, di mana miliarder Swiss Hansjorg Wyss menyebut dirinya telah ditawari kesempatan untuk membeli klub.
Roman Abramovich mengatakan tidak akan menagih pinjaman pribadi yang telah dia berikan kepada klub.
Untuk diketahui, Chelsea memiliki hutang sebesar 1,5 miliar poundsterling atau sekira Rp28,84 triliung kepada taipan asal Rusia itu.
Roman Abramovich membeli Chelsea pada 2003 silam dengan kesepakatan harga 140 juta poundsterling.
Baca Juga: Detik-detik Lengkap Selebgram Cleopatra Ketahuan Live Show Aduhai Memuaskan Diri Sendiri
Kini, ia memutuskan menjual klub berjuluk The Blues mengikuti prosedur yang berlaku.
"Ini bukan tentang bisnis atau uang bagi saya, tetapi murni tentang hasrat untuk permainan dan klub," kata Abramovich, dikutip dari skysports, Kamis, 3 Maret 2022.
Menurut juru bicaranya, Roman Abramovich berusaha memfasilitasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Abramovich telah menginstruksikan timnya untuk mendirikan yayasan amal di mana semua hasil bersih dari penjualan Chelsea akan didonasikan.
"Yayasan itu akan bermanfaat bagi para korban perang di Ukraina," kata Abramovich.
"Ini termasuk menyediakan dana penting untuk kebutuhan mendesak bagi para korban, serta mendukung pekerjaan pemulihan jangka panjang," tambahnya. ***