Makin Maju, Jumlah Orang Rimba yang Bercocok Tanam Terus Bertambah

- 11 Juni 2022, 23:13 WIB
Suku Anak Dalam di pedalaman Sumatera semakin mengenal cara bercocok tanam
Suku Anak Dalam di pedalaman Sumatera semakin mengenal cara bercocok tanam /Instagram @gnfi/

KARANGANYARNEWS - Dalam rangka pemberdayaan dan upaya membangun kemandirian Orang Rimba, beberapa organisasi, pemerintah, perusahaan, kampus, perwakilan Orang Rimba dan LSM mendirikan Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam.

Dan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) Jambi, di mana Orang Rimba ini tinggal, tergabung juga di dalam forum ini.

Sehingga seiring meningkatnya pengetahuan dari pendampingan yang dilakukan, termasuk tentang budidaya tanaman. Maka jumlah warga Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) yang tinggal di kawasan TNBD yang berhuma atau bercocok tanam di zona tradisional terus bertambah.

"Ya, Orang Rimba di kawasan TNBD sudah memanfaatkan lahannya di kawasan 'tano behuma' yang berada di zona tradisional itu, mereka bercocok tanam dan sudah terbiasa memanfaatkan hasil tanaman untuk menjadi sumber pangan mereka. Aktifitas ini tumbuh menjadi kebiasaan baru yang dianggap lebih menghasilkan dibandingkan berburu dan meramu," kata Kepala TNBD Haidir, seperti dikutip dari ANTARA pada Sabtu 11 Jni 2022.

Upaya mengoptimalkan lahan atau 'tano behuma' untuk mereka sudah mulai menunjukkan hasil, di mana lahan yang dikelola di tapak keluarga itu sudah banyak yang menghasilkan.

Baca Juga: Menakjubkan..! Goa Rancang Kencana Gunung Kidul Disulap Jadi Panggung Fashion Show

Menurut Haidir, Orang Rimba memilih jenis tanaman keras, sayuran, dan komoditas pangan sesuai dengan kebutuhannya, dengan pendampingan dari petugas lapangan dan para pihak.

"Mereka memilih tanaman atau komoditas pangan sesuai dengan kebutuhan, kita dan juga beberapa LSM atau pendampingan CSR dari perusahaan memfasilitasi benih dan bibit tanamannya. Meski demikian aktivitas berburu yang menjadi tradisi mereka tetap mereka jalani," kata Haidir.

Sejumlah benih tanaman pangan antara lain padi huma atau tanaman padi yang biasa ditanam di lahan kebun maupun sayuran dan jenis palawija lainnya.

Selain itu juga diberikan pendampingan agar tanaman pangan itu bisa tumbuh dan produktifitasnya baik.

"Seperti di wilayah timur TNBD, tiga kelompok di bawah tiga tumenggung (Ngelembo, Ngamal, dan Nyenong) di sana sudah menanam sayur-sayuran, dan palawija. Sementara di Wilayah Barat TNBD para pemuda Orang Rimba yang tergabung di Kelompok Makekal Bersatu telah mencoba menanam padi huma dan umbi-umbian, aktivitas ini didampingi oleh LSM Sokola Institute dan Yayasan CAPPA Keadilan Ekologi," kata Haidir.

Selain kelompok-kelompok itu, Forum juga terus mendorong aktivitas berhuma di beberapa kelompok Orang Rimba yang ada di kabupaten Sarolangun.

Baca Juga: Akibat Aktifitas Penebangan Hutan, Tempat Keramat Telaga Awan di Papua Barat Alami Kerusakan

Hasilnya, selain untuk dikonsumsi sendiri juga sebagian dijual untuk kemudian penghasilanya dibelikan kebutuhan lainnya untuk keluarga mereka.

Sehingga, secara bertahap ketersediaan pangan mereka menjadi lebih kuat dan bisa memenuhi sendiri.

Dengan bercocok tanam, sumber pangan Orang Rimba juga menjadi lebih variatif baik itu beras, sayur mayur, buah buahan, umbi-umbian atau lainnya.

Ia menyebutkan, kearifan lokal Orang Rimba tetap dikedepankan untuk pengelolaan zona tradisional, termasuk "tano behuma" yang berada di tapak keluarga.

Baca Juga: Ngeri..! Gara-gara Tak Tahu Jalan, Pemudik Ini Tersesat Masuk Hutan Keramat

"Kami bersama pemerintah daerah dan teman-teman LSM terus bergerak memanfaatkan potensi yang ada. Bantuan perusahaan juga cukup berperan melalui program tanggung jawab sosial perusahaanya di berbagai sektor, pendidikan, sosial, sarana-prasarana dan juga pemberdayaan," katanya.

Lebih lanjur Haidir memberikan sedikit gambaran terkait kawasan di sana. Orang menjaga kelompoknya. Aktifitas 'behuma' ini hanya untuk mereka Orang Rimba, bukan orang dari luar.

Itu sudah dipastikan dan zonanya di TNBD sudah disepakati bersama pada 2018 lalu. Di mana di TNBD saat ini ada 13 tumenggung dan kelompoknya bermukim wilayah masing-masing dalam "ruang adat" yang sudah disepakati.

Halaman:

Editor: Andi Penowo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah