Mengurai Benang Kusut Banjir di Kota Semarang, Mohammad Agung Ridlo: Kelola Sistem Tata Air Hulu-Hilir

- 26 November 2023, 14:35 WIB
Dr Ir Mohammad Agung Ridlo MT, Dosen Planologi Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang
Dr Ir Mohammad Agung Ridlo MT, Dosen Planologi Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang /Kustawa Esye/

KARANGANYARNEWS - Musim ekstrim tiba,  sejumlah wilayah di Kota Semarang kembali tergenang banjir. Akankah permasalahan banjir di Kota Semarang menjadi kawan akrab masyarakat di ibukota Jawa Tengah ini? Berikut rangkuman wawancara KaranganyarNews.com dengan  Dr Ir Mohammad Agung Ridlo MT, Dosen Planologi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.

 

Mestinya Pemerintah Kota Semarang perlu terus untuk memperhatikan dan mencari penyebab terjadinya banjir dan segera menyelesaikannya disaat musim kemarau, jangan menunggu sampai musim hujan tiba.

Mempelajari pengalaman, terjadinya banjir dan dampaknya yang sudah sering terjadi di Kota Semarang diantaranya:

 Baca Juga: Weton Senin Pahing, Dibalik Misteri Khodam Singa Almalakut: Tajir Melintir Tak Miskin Terlilit Rentinir

Petama, tidak berfungsinya wilayah aliran sungai dengan baik. Kedua, kondisi wilayah Semarang bagian bawah mengalami degradasi lingkungan yang cukup memprihatinkan.

Ketiga, jika problem banjir semakin meluas, membawa effect rusaknya kawasan perumahan dan permukiman. Keempat, terganggunya sirkulasi transportasi, kemacetan lalulintas khususnya di jalur pantura dan kaligawe, dan Kelima, aktivitas perekonomian dan sosial masyarakat terganggu.

Sungai Kawasan Kota

 

Perlu diperhatikan bahwa beberapa lokasi yang rutin menjadi langganan banjir seperti di sejumlah kawasan Semarang Utara, Tambaklorok, Pasar Johar dan sekitarnya, maupun Kompleks Stasiun Tawang.

 Baca Juga: Bocoran Terbaru iPhone 16 Pro, Rilis 2024 Dibekali Lensa Zoom 120 mm

Bahkan pernah saat hujan sangat deras berhari-hari area genangan banjir tampak semakin meluas. Wilayah perkotaan yang selama ini aman dari banjir,  tampaknya juga tak luput dari genangan.

“Jika penyebab terjadinya banjir tidak kunjung diselesaikan, maka dipastikan problem banjir menjadi ancaman rutin yang dapat terjadi sewaktu-waktu di musim hujan”. kata Dewan Pakar PKS Kota Semarang tadi.

Mencermati permasalahan banjir yang terjadi di Kota Semarang tersebut, mestinya harus tahu persis kondisi permasalahan sungai-sungai yang ada di Kota Semarang berikut catchment area. Sungai di luar kawasan perkotaan meliputi: Sungai Babon, Sungai Garang, Sungai Kripik dan Sungai Kreo.

 Baca Juga: Polisi Bekuk Calo Tiket Piala Dunia U17, Kibuli 30 Calon Penonton via Facebook

Sedangkan sungai di dalam kawasan perkotaan meliputi: Sungai Banjir Kanal Timur, Sungai Banjir Kanal Barat, Sungai Semarang, Sungai Banger, Sungai Sringin, Sungai Blorong, Sungai Tenggang, Kali Garang, Kali Kreo, Kali Kripik, Kali, Paramasan, Kali Pengkol, Kali Lanang, Kali Blorong, Kali Tuntang dan Sungai Beringin.

Pengelolaan Wilayah Aliran Sungai

 

Beberapa sungai tersebut mempunyai kondisi yang memprihatinkan, misalnya seperti terdapat endapan seperti bongkah, kerikil, pasir, lanau dan lempung di sekitar Simongan. Pada keadaan normal kualitas air cukup jernih, dan pada saat banjir sangat keruh.

Kemudian Banjir Kanal Barat yang merupakan saluran utama kota, tampak endapan sedimentasi yang perlu dikeruk. Bahkan dengan datangnya hujan yang deras, sedimentasi pada banjir kanal barat ini akan bertambah lagi oleh aliran Kali Garang, tentu akan mengakibatkan penyempitan pada badan sungai.

 Baca Juga: Salah Sasaran, Dita Terkapar Ditembak Petugas Penagihan Bank Plecit

Selanjutnya adanya pendangkalan di dasar sungai Kali Semarang yang berupa endapan sedimen, buangan padat, sampah dan tanaman liar yang tumbuh di sungai tersebut, tentu hal ini berpotensi menimbulkan banjir.

Demikian pula di Banjir Kanal Timur, yang merupakan aliran utama Kali Pengkol, Kali Dugadem, dan beberapa saluran kota. Terdapat sedimen yang dibawa oleh aliran kali pengkol dan terjadi pengerasan di pinggir kali yang menyebabkan penyempitan badan sungai. Banjir Kanal Timur saat ini sedang dalam tahap pembenahan.

Permasalahan lain yang terjadi di sempadan sungai-sungai adalah pemanfaatan ruang di koridor sempadan sungai oleh bangunan-bangunan permukiman slum dan squatter maupun fungsi-fungsi lain.

 Baca Juga: Ketua KPK Firli Bahuri Tersangka Kasus Pemerasan, Ini Pasal yang Disangkakan 

Hal ini tentu semakin menambah problem dalam pengelolaan wilayah sungai dan lingkungannya. Artinya bahwa, Banjir  tidak sekedar fenomena alam belaka, namun justru berkait erat dengan lemahnya kapasitas dalam pengelolaan wilayah aliran sungai dan lingkungannya.

“Karenanya, ayo semua segera bergerak, kelola sistem tata air dengan baik mulai dari wilayah hulu sampai hilir” terang Mohammad Agung Ridlo yang juga Sekretaris Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Jawa Tengah, menutup perbincangannya.***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x