Hal senada diutarakan Habibah. Kendati wanita, namun dirinya tak takut membunyikan meriam bambu karena setiap tahun di Bulan Ramadan selalu memainkannya.
“Biasa saja, tidak takut. Ini kan sudah biasa untuk menunggu buka puasa. Setahun sekali kok,” ucapnya.
Habibah bersama teman-temannya selain bermain meriam bambu, mereka juga mengisi waktu luang di Bulan Ramadan dengan belajar membaca Alquran dan berlatih menari.
“Latihan menari, belajar membaca Alquran, dan bahasa Inggris. Asyik kok main meriam,” kata Habibah.
Baca Juga: Resep Sop Ayam Tanpa Micin, Bikin Pintar dan Anti Darting
Sementara, Pembina Yayasan Alam Desa, Agung Suci Nurhadi dalam upaya pengembangan pariwisata desa, pihaknya mengaku melibatkan anak-anak dan remaja.
Mereka diberi tempat untuk bermain dan berkreasi dengan rasa aman dan nyaman seperti saat ini.
“Salah satunya adalah seperti tadi berkaitan dengan setiap Ramadan pasti ada long bumbung atau meriam bambu di sore hari. Kalau di pagi hari kami ada latihan bahasa Inggris untuk anak-anak dan juga tari khusus untuk pemuda, terutama habis Isya,” terangnya. (jaka) ***