11 Pesona Desa Wisata Hilisimaetanö, Kagumi Adat dan Budaya Nias Selatan

22 Juni 2022, 23:15 WIB
Tarian Mogaele, budaya yang tetap terpelihara di Nias Selatan /Dokumentasi : kemenparekraf.go.id/

KARANGANYARNEWS - Pesona Desa Wisata Hilisimaetanö, Kecamatan Maniamölö, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara mengundang kekaguman banyak orang.

Termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, yang mengagumi adat istiadat serta budaya. 

Bahkan hingga kini Desa Hilisimaetanö masih teguh menjaga nilai adat istiadat serta peninggalan para leluhur.

Baca Juga: Desa Wisata Terbaik Telah Dipilih, Ini 11 Tahapan Visitasi dan Aspek Penilaian

Berikut 11 pesona Desa Wisata Hilisimaetanö, yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, seperti dilansir Siaran Pers Kemenparekraf, Rabu 22 Juni 2022.

1. Kekentalan Adat Budaya 

Nias Selatan memiliki kekentalan adat, budaya, serta sejarah seperti budaya lompat batu, tari perang, tari harimau, serta penganugerahan, yang telah menjadi atraksi utama. 

2. Promosikan Nias Selatan 

Tradisi budaya ini merupakan cara terbaik  untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Nias Selatan, apalagi pariwisata disini merupakan pariwisata berbasis komunitas. 

3. Desa Adat Tertua 

Baca Juga: Lalui Beberapa Tahapan Penilaian, Inilah 50 Desa Wisata Terbaik ADWI 2022

Desa Wisata Hilisimaetanö merupakan salah satu desa adat tertua di tanah Nias Selatan, dilihat dari Batu Megalitik, saat memasuki desa, yang menandakan pada zaman megalitikum masyarakat Nias menggunakan peralatan dari batu besar. 

4. Rumah Adat Terpelihara

Ada 50 rumah adat dengan bangunan yang masih terpelihara baik, namun sangat disayangkan, satu rumah adat tertua telah runtuh akibat tsunami Aceh tahun 2004.

5. Sistem Adat

Sistem pemerintahan yang dijalankan di desa ini masih mengikuti sistem adat, tercatat sistem kepemimpinan adat desa dipegang oleh Si’ulu atau Raja yang merupakan kaum bangsawan Nias. 

6. Tradisi Lompat Batu 

Baca Juga: Melongok Desa Wisata Lapasi, Inilah 7 Perihal Tentangnya

Agar tradisi lompat batu atau fahombo di Desa Hilisimaetanö tidak punah, anak-anak kecil di desa rutin melakukan latihan setiap pekan, dengan sebuah replika lompat batu kecil, sedangkan para pemuda melakukan lompat batu sungguhan. 

7. Arak Patung Harimau 

Sebuah ritual kuno famadaya harimao, juga masih dilakukan setiap 14 tahun sekali, dengan mengarak patung menyerupai harimau (lawölö fatao), untuk penyucian dan pembaharuan atas hukum-hukum adat yang berlaku di seluruh daerah Maniamölö. 

8. Tradisi Kriya

Desa ini juga mempunyai tradisi kriya, seperti anyaman topi caping, pahatan, ukiran, serta pedang besi atau manöfa, yang pada masa dahulu difungsikan menjadi alat perang masyarakat Nias. 

9. Persawahan Terbesar 

Baca Juga: 6 Potensi Fam Trip ke Desa Wisata, Gerakkan Ekonomi Masyarakat

Desa Hilisimaetanö memiliki persawahan terbesar di Nias Selatan, sehingga berpotensi besar menjadi kawasan agrowisata, sehingga desa ini memiliki ketahanan pangan dan kemandirian energi yang dapat dikembangkan. 

10. Desa Wisata Berkelanjutan 

Menparekraf Sandiaga juga berencana menjadikan Desa Hilisimaetanö sebagai desa wisata berkelanjutan, dengan catatan perlunya membenahi beberapa fasilitas seperti toilet dan homestay.

11. Kembangkan Ekonomi Kreatif

Produk ekonomi kreatif di desa ini perlu dikembangkan, sehingga penghasilan masyarakat meningkat, disertai tersedianya lapangan kerja. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler