KARANGANYARNEWS - Masyarakat Tionghoa percaya peruntungan Imlek berhubungan dengan hujan tidaknya saat malam pergantian Tahun Baru Imlek.
Jika hujan, maka kemakmuran akan terjadi sepanjang tahun ke depan. Sebaliknya, jika tidak hujan berarti rejeki selama setahun kedepan seret.
Diketahui, penanggalan Tionghoa itu berdasarkan pada bulan atau lunar yang disempurkankan dengan penanggalan matahari atau solar.
Baca Juga: Kumpulan Quotes dan Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2022, Keberuntungan untuk Semuanya!
Itulah mengapa Tahun Baru Imlek setiap tahun jatuh antara tanggal 21 Januari-21 Februari. Pada bulan-bulan itu hujan akan turun dengan intensitas tinggi.
Tahun Baru Imlek sekaligus menandai datangnya musim semi, musim yang dipercaya Masyarakat Tionghoa sebagai musim hoki, rezeki, atau keberuntungan.
Masyarakat Tiongkok atau China menjadikan hari taya Imlek sebagai momen bersyukur karena datangnya musim semi. Saat musim semi, hasil panen akan melimpah.
Baca Juga: Ramalan Shio Tahun Macan Air 2022, Begini Sifat dan Karakter Shio Macan
Maka dari itu mereka percaya, dengan hujan yang turun jelang musim semi akan membawa kebahagiaan, rezeki dan keberuntungan setahun ke depan.
Mitos dan kepercayaan hujan membawa keberuntungan dan rezeki ini pun menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dalam tradisi Imlek, masyarakat Tionghoa juga menggelar ritual sembahyang bagi Thian atau tuhan yang maha agung tepat pukul 00.00 atau pas malam pergantian tahun.
Baca Juga: 5 Shio Ini Bakal Kaya Mendadak di Tahun Macan Air, Shio Kelinci Dapat Rezeki Nomplok
Masyarakat Tionghoa meyakini hujan sebagai simbol keberuntungan. Menurut ahli Feng Shui, turunnya hujan saat Imlek pertanda Dewi Kwan Im sedang menyiram bunga Mei Hwa.
Hal itu dimaknai sebagai sebagai turunnya berkah dari langit. Sebab, dalam percayaan mereka, bunga Mei Hwa merupakan bunga yang ditanam Dewi Kwan Im menjelang Imlek.
Baca Juga: Ramalan Shio Lengkap di Tahun Macan Air, dari yang Hoki hingga yang Apes
Mitos hujan sebagai tanda rezeki keberuntungan juga berdasarkan sejarah di mana masyarakat Tiongkok sebagai besar adlah petani yang akan diuntungkan dengan hujan.
Sebelum Imlek, masyarakat Tionghoa juga mempunyai tradisi menggelar ritual yang menentukan apakah saat Imlek turun hujan atau tidak.
Mereka melakukan ritual dengan cara makan onde-onde. Jika saat makan onde-onde tidak turun hujan, maka pada malam pergantian Tahun Baru Imlek atau keesokan harinya dipastiakn tidak hujan.
Selama ini mitos yang beredar menyebut hujan sebagai pertanda keberuntungan dan rezeki .Namun, tentu saja mitos soal hujan saat Imlek ini kembali pada keyakinan masing-masing.***