Catat dan Renunghayati, Anakmu Bukanlah Milikmu

30 April 2022, 20:33 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

TERUNTUK kalian para orang tua juga bagi anak-anak, marilah kita belajar sekaligus memaknai puisi Khalil Gibran berjudul “Anakmu Bukanlah Milikmu” ini. Dari kata-kata dalam puisinya, orang tua dapat belajar sekaligus diterapkan dalam mendidik dan membimbing anak-anak kita.

Sedangkan teruntuk anak-anak, dapat juga sebagai pembelajaran agar lebih terbuka dengan keinginan dan cita-cita yang hendak diraihnya. Berikut puisi Khalil Gibran tersebut;

Anakmu Bukanlah Milikmu

Khalil Gibran

Baca Juga: Inilah Syariat Keseimbangan Hidup Menurut Rasulullah

Anakmu bukanlah milikmu,

mereka adalah putra putri sang Hidup,

yang rindu akan dirinya sendiri.

 

Mereka lahir lewat engkau,

tetapi bukan dari engkau,

mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

 

Berikanlah mereka kasih sayangmu,

namun jangan sodorkan pemikiranmu,

sebab pada mereka ada alam pikirannya sendiri.

 Baca Juga: Khutbah Sholat Idul Fitri 1443 H; Islamofobia Musuh Bangsa yang Beradab

Patut kau berikan rumah bagi raganya,

namun tidak bagi jiwanya,

sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,

yang tiada dapat kau kunjungi,

sekalipun dalam mimpimu.

 

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,

namun jangan membuat mereka menyerupaimu,

sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,

ataupun tenggelam ke masa lampau.

 

Engkaulah busur asal anakmu,

anak panah hidup, melesat pergi.

 Baca Juga: Jangan Sampai Dilewatkan, Ini 6 Amalan Sunnah Sebelum Shalat Idul Fitri

Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,

Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,

hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.

 

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,

sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,

sebagaimana dikasihi-Nya pula busur yang mantap.

Dari puisi Khalil Gibran ini dapat ditafsirkan sebagai ungkapan perasaan anak-anak kepada orang tua mereka. Sejatinya, setiap anak ingin menjadi dirinya sendiri, memiliki jatidiri sendiri tanpa dibanyang-banyangi pemikiran orang tuanya.

Ada juga kata-kata yang mengartikan, seorang anak pun juga ingin menjadi generasi pengubah. Generasi pengubah disini, maksudnya ingin mengubah pemikiran orang tuanya lalu mereka akan menyesuaikannya dengan perkembangan di era atau jamannya saat ini.

Anak ingin membuat perubahan zaman yang ada pada masa depan mereka sendiri, tanpa dihantui oleh pemikiran dari orang tuanya sendiri.

Baca Juga: Mudik Lebaran, Inilah 5 Rangkaian Doa Selamat Sampai Tujuan

Dari puisi Khalil Gibran ini, orang tua juga diajarkan untuk tidak memberikan pemaksaan atas semua keinginan atau bahkan harapannya kepada buah hatinya. Orang tua boleh saja menginginkan sesuatu kepada putra-putrinya, tapi hindarilah memaksakan kehendak kepada anak kita.

Karena tidak dapat dipungkiri, hingga era milenial ini masih banyak orang tua yang terlalu memaksakan kehendaknya kepada anak-anak mereka. Nah, pemaksaan kehendak inilah yang membuat si anak menjadi generasa pemberontak.

Tidak ada salahnya orang tua memberikan sedikit kebebasan kepada anaknya, terutama  dalam memilih jalan hidup mereka. Dengan catatan, sepanjang pilihan jalan hidup anak-anak kita menuju kea rah yang benar.

Baca Juga: Bayi Dalam Kandungan, Wajibkah Membayar Zakat Fitrah?

Orang tua tetap punya keharusan dan kuwajiban, mengawasi dan mengarahkan kepada anak-anaknya agar jalan hidup yang ditempuhnya tidak salah jalan.

Ada juga kata-kata di dalam puisi Khalil Gibran, mengartikan orang tua bisa memberikan kebebasan berpikir dan bertindak kepada si anak.

Sebagaimana busur panah, agar anak-anaknya bisa menciptakan suatu kreativitas yang hebat, bagaikan anak panah terlepas dari busurnya. Anak diibaratkan sebagai anak panah, jikalau dilepaskan dari busurnya agar melesat jauh dan bebas mencapai sebuah target yang dia inginkan.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Nama Japamantra dan Doa

Itulah beberapa arti dari kata-kata Khalil Gibran dalam puisinya berjudul “Anakmu Bukanlah Milikmu”. Jika kamu orang tua, apakah sudah bertindak  seperti yang dituliskan Khalil Gibran?

Jika kamu di posisi sebagai anak, apa kamu sudah bisa menjadi sebuah anak panah yang bisa terbang bebas sesuai target yang kamu inginkan. Jika masing-masing busur dan anak panahnya belum sebagaimana penafsiran tadi, coba baca sekali lagi puisi karya pujangga Khalil Gibran tadi, bersama anak atau orang tua kalian. ***

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler