Tausiah Hari Ini; Wasiat Umar bin Abdul Aziz, Wajib Ditauladani Setiap Pemimpin Bangsa

30 Mei 2022, 21:29 WIB
Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Tausiah |.| Ustadz Moch Isnaeni

KHALIFAH Umar bin Abdul Aziz selain sukses sebagai pemimpin keluarga, juga terkenal sebagai kepala negara yang adil.

Sosok yang diangkat sebagai khalifah pada Jumat, 11 Shafar 99 H itu selama masa pemerintahannya, 717-720 M sukses mencatat segudang prestasi, seperti pemerataan kesejahteraan. Sikap dan perilaku adilnya itu, antara lain, terlihat dari pidato kenegaraannya.

Umar bin Abdul Aziz menjelaskan kebijakan-kebijakan yang akan dijalankan, melalui pidato kenegaraannya;

Baca Juga: Tausiah Hari Ini; Buah Apel dan Tangis Kegelisahan Umar Bin Abdul Azis

“Ketahuilah, apa yang Allah halalkan adalah halal sampai hari kiamat. Aku bukanlah seorang hakim, aku hanyalah pelaksana, dan aku bukanlah pelaku bid’ah, melainkan aku adalah pengikut sunah.”

“Tidak ada hak bagi siapa pun untuk ditaati dalam kemaksiatan. Ketahuilah! Aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian, aku hanyalah seorang laki-laki bagian dari kalian, hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala memberiku beban yang lebih berat dibanding kalian.”

Umar bin Abdul Aziz juga menerangkan lima hal dalam amanat kepemimpinan yang diembannyanya. Pertama, ia berharap selalu menerima informasi akurat perihal kebutuhan rakyatnya.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Nama Japamantra dan Doa

Kedua, ia berharap selalu ada bantuan untuknya sebatas kemampuan yang ada. Ketiga, ia berharap selalu ditunjukkan jalan kebaikan dari orang-orang di sekitarnya. Keempat, tidak ada ghibah terhadap rakyat.

Kelima, jangan menyangkal atau mencampuri urusan Umar jika bukan kepentingannya. Umar bin Abdul Aziz juga menjelaskan kepada rakyatnya agar terus bertawakal kepada Allah SWT dan selalu beramal untuk akhirat, niscaya Allah juga akan mencukupkan kehidupan dunianya.

“Sesungguhnya umat ini tidak berselisih tentang Tuhannya, tidak tentang Nabinya, tidak tentang kitabnya, tetapi umat ini berselisih karena dinar dan dirham. Sesungguhnya aku, demi Allah, tidak akan memberikan yang batil kepada seseorang dan tidak akan menghalangi hak seseorang,” lanjutnya.

Baca Juga: 6 Karomah Mbah Moen, Bertemu Nabi Khidir Sampai Terima Pesan Rasulullah

Dia meninggikan suaranya dan kembali menerangkan, seorang pemimpin yang taat kepada Allah maka ia wajib ditaati. Namun, seorang pemimpin mendurhakai perintah Allah maka tidak ada alasan rakyak menaatinya.

“Taatilah aku selama aku (memerintahkan untuk) menaati Allah, namun jika (perintahku) mendurhakai-Nya, kalian tidak boleh taat dalam hal itu,” tambah Umar sebelum ia turun dari mimbar. ***

Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler