Pasar Ngat Pahingan, Ikon Wisata Lereng Merapi Unik Nan Eksotik

- 12 November 2021, 13:36 WIB
Tak hanya aneka kuliner, pasar Ngat Pahingan di Cepogo juga menyajikan beragam kearifan lokal khas lereng Gunung Merapi Merbabu
Tak hanya aneka kuliner, pasar Ngat Pahingan di Cepogo juga menyajikan beragam kearifan lokal khas lereng Gunung Merapi Merbabu /Ant-foto/

KARANGANYARNEWS - Pasar Ngat Pahingan sebutannya, berasal dari nama hari dan pasaran. Ahad, lidah orang Jawa mengucapkannya Ngat (hari Minggu) dan pasaran Pahing. Gabungan keduanya, Ngat Pahing.    

Pasar ‘kaget’ ikon desa wisata di  Dusun Dangean, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, ini tidak setiap hari digelar dan ada interaksi maupun transaksi.

Bukanya insidentil,  hanya ‘selapan’ atau 35 hari sekali. Tepatnya setiap hari Ahad (Minggu) yang bertepatan pasaran Pahing, sebagaimana sebutannya pasar Ngat Pahingan.

Baca Juga: Jejak Raden Mas Said (1): Alap-alap Samber Nyawa, Putra Bangsawan yang Terbuang

Sebagaimana Minggu Pahing lalu, sejak pukul 09.00 Wib puluhan stan berdinding setengah terbuka dari bamboo, beratap jerami telah berdiri di kiri kanan jalan sepanjang jalan dusun.

Ibu-ibu warga setempat, nampak berbagi keceriaan saling mencicipi makanan dan minuman yang mereka jajakan. Kebahagiaan sepertinya memang tumpah ruah di satu tempat, setiap kali pasar Ngat Pahingan ini dihelat.

Tak hanya ibu-ibu, seluruh warga termasuk kaum laki-laki berbagai usia kompak mengenakan beragam pakaian tradisional khas lereng Gunung Merapi Merbabu. Kaum ibu berbaju kebaya, berkain jarik dan caping gunungnya.

Baca Juga: Ikatan Guest House dan Homestay Indonesia (IGHO) Dideklarasikan

Sementara para kaum pria banyak juga yang mengenakan baju lurik, setelan baju celana hitam gembyong, memakai juga udeng (ikat kepala), dan atau blangkon stile Surakarta maupun Ngayogyakarta Hadiningrat.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x