Keren, Pacul Goweng Khas Lereng Merapi Merbabu Raih Predikat Kekayaan Budaya Takbenda

- 9 Desember 2021, 11:15 WIB
Tata rias pengantin Wahyu Merapi Pacul Goweng khas lereng Merapi Merbabu,   telah ditetapkan sebagai Kekakayaan Budaya Takbenda Kemendikbud Ristek
Tata rias pengantin Wahyu Merapi Pacul Goweng khas lereng Merapi Merbabu, telah ditetapkan sebagai Kekakayaan Budaya Takbenda Kemendikbud Ristek /SMSolo/

Diceritakan, tata rias pengantin Wahyu Merapi Pacul Goweng, peninggalan atau warisan era perjuangan Pangeran Dipononegoro. Sewaktu bermarkas di lereng Merapi Merbabu, tepatnya di daerah Selo salah satu prajurit pengikutnya menikah, dengan gadis warga setempat.

Pakaian dan riasan pengantin pria maupun wanita mengenakan tata ria dan busana pengantin Wahyu Merapi Pacul Goweng tersebut,” kata dia. Tahun 2015 lalu, Harpi Melati Kabupaten Boyolali menggali warisan budaya adiluhung tersebut.

Baca Juga: Kampung Solo di Gunung Semeru, Jejak Kolonialisme VOC yang Terlupakan

Diakui juga, hingga tata rias pengantin Wahyu Merapi Pacul Goweng ditetapkan Kemendikbud Ristek sebagai Warisan Budaya Takbenda, belum memasyarakat di Kabupaten Boyolali.

Warga masyarakat di lereng Merapi Merbabu, lebih mengenal dan menggunakan tata rias pengantin gaya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan atau Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.  

Itulah yang menspirit Harpi Melati Kabupaten Boyolali lebih gencar mensosialisasikan tata rias penganti  Wahyu Merapi Pacul Goweng, dikatakan juga saat ini telah ada sejumlah perias di Kabupaten Boyolali yang mahir merias Wahyu Merapi Pacul Goweng.

Baca Juga: Primbon Jawa, 8 Karir Profesi Paling Hoki Teruntuk Kamis Wage

“Untuk merias model ini memang tidak mudah. Setidaknya butuh waktu minimal tiga jam untuk pengantin putri dan satu jam untuk pengantin pria,” Amalia Mallika Sari menutup perbincangannya kepada awak media. ***

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x