Dibalik Viral Tugu Jati Bedug, Inilah Sederet Kisah Misterinya

- 28 Februari 2022, 10:36 WIB
Tugu Jati Bedug menandai wilayah kekuasaan Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogjakarta) dengan Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo (keduanya Provinsi Jawa Tengah)
Tugu Jati Bedug menandai wilayah kekuasaan Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogjakarta) dengan Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo (keduanya Provinsi Jawa Tengah) /Tangkapan Medsos/

Sedangkan yang menyebut Tugu Batu, juga tidak salah. Karena tugu bersejarah yang yang diyakini dibangun di era kolonial penjajahan Belanda ini, memang keseluruhan berbahan batu.

Tugu Jati Bedug, berada di wilayah perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), tepatnya di tengah jalan raya jalur utama Manyaran-Kelir.

Baca Juga: Dear Pecinta Horor,  Siap-siap! Pocong Mumun Bakal Dijadikan Film Layar Lebar

Tugu setinggi 4 meter dan berdiameter 2 meter ini dikait-kaitkan dengan cerita tutur tinular masyarakat setempat, perjalanan perjuangan Pangeran Samber Nyawa melawan penjajahan kolonial Belanda.

Diceritakan Mbah Wiro Sentiko, Pangeran Samber Nyawa atau Raden Mas Said selepas bertapa di hutan Tapan dan Banyu Biru tertidur pulas, hingga janggleng atau biji pohon jati yang digenggamnya terjatuh dan tumbuh subur.

Perjalanan sejarah selanjutnya, pohon jati yang tumbuh dari janggleng yang dibawa Raden Mas Said tadi tumbuh sangat besar dan rindang. Tempat inilah, kemudian hari dijadikan markas prajurit Pangeran Samber Nyawa.

Baca Juga: Primbon Senin Kliwon; Ingat, Inilah Jodoh Pemadam Api Cemburumu

Baik Mbah Wiro Sentiko maupun tokoh sesepuh di seputar Tugu Jati Bedug lainnya, mengaku tidak tahu sejak kapan berdirinya tugu bersejarah tadi. Dari cerita turun temurun menyebutkan di bangun di era penjajahan Belanda.

Dari penelusuran sejarah didapat keterangan, pembangunan Tugu Jati Bedug dimaksud sebagai penanda perbatan dua wilayah kekuasaan Kerajaan. Tepatnya antara Kasultanan Ngayogjakarta dan Kadipaten Mangkunegaran Surakarta.

Sampai sekarang, bangunan peninggalan penjajah Belanda yang masih berdiri kokoh di tengah jalan raya ini, masih berfungsi sebagai penanda perbatasan wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY).

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah