Mantauladani Kepemimpinan Amîrul Mukminîn; Rela Lapar 9 Bulan Demi Rakyatnya

- 14 April 2022, 14:25 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

SEORANG  pemimpin negara, memiliki tugas menciptakan kesejahteraaan rakyat melalui kebijaksanaan yang diambilnya.

Dalam masalah ini peran pemimpin negara  sangat besar, tanggung jawab ini berada di pundaknya, kelak ia akan ditanya tentangnya. Nabi Muhammad SAW bersabda;

 أَلاَ كُلُكُمْ رَاع، وَكُلُكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Imam (waliyul amri) yang memerintah manusia adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang rakyatnya.” 

Baca Juga: Antara Takdir, Kopi Pahit dan Kenikmatan Hidup Kita

Jangan sampai ada rakyatnya yang terlantar, apalagi mati kelaparan. Rasulullah SAW dan para Khulafâur Râsyidîn sebagai pemimpin telah memberikan teladan yang baik dalam menyejahterakan rakyat.

Sebagai contoh, Amîrul Mukminîn Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, pada masa paceklik dan kelaparan, ia Radhiyallahu ‘anhu hanya makan roti dan minyak sehingga kulitnya berubah menjadi hitam.

Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata; “Akulah sejelek-jelek kepala negara apabila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan.”

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah