Ngaji Jiwa Jawi; Mendedah Revolusi Mental Ala Serat Kalatida

- 17 April 2022, 10:25 WIB
Kustawa Esye
Kustawa Esye /Dok Komunitas Kiai Damar Sesuluh/

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Secangkir Kopi

Baik para pejabat negara, birokrat, elit parpol, dan aparatur penegah hukum pun masih kasak-kusuk dan hiruk pikuk mencari kesempatan dan peluang untuk korupsi, manipulasi, kolusi, dan nepotisme.

Tidak hanya masyarakat pedesaan yang jauh dari perkotaan, warga Negara yang bermukim di kota pun makin kian banyak yang hidup dibawah garis merah kemiskinan.

Kesehariannya pontang-panting membanting tulang, tak lebih hanya dapat meraih penghasilan untuk sekali makan. Keadilan dalam segala aspek kehidupan, kian menggejala bahkan disebut-sebut makin merajalela.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Nama Japamantra dan Doa

Realitanya memang demikian. Di tengah kian sempit dan sulitnya kesempatan kerja, harga kebutuhan pokok pun kian membubung tinggi, hingga makin tak terjangkau mayoritas masyarakat akar rumput.

Karena kemendesakkan pemenuhan tuntutan kebutuhan hidup, menyebabkan kian banyak juga orang kalap. Demi bertahan hidup, terpaksa mereka menempuh jalan pintas.

Terpaksa menjalani prilaku yang sebenarnya dia ketahui, nalisir dari hati nurani, ajaran moralitas, maupun tuntunan agama.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Pacul

Inilah zaman edan, sebagaimana diwasiatkan Pujangga Agung Rangga Warsito tadi. Tidak hanya rakyat jelata, masyarakat akar rumput yang hidupmnya serba sulit dan kian terhimpit.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x