Inilah Jawabnya, Kenapa Bekerja untuk Keluarga itu Jihad Fisabillah?

- 27 April 2022, 11:15 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

TERUSLAH brupaya memanfaatkan ruang dan waktu, sesuai kemampuan dan kesanggupan kita, untuk bekerja sebagai bagian dari ibadah.

Diceritakan  pada suatu saat  Rasulullah baru saja  tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini, tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.

Saat mendekati Kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Baca Juga: Wajib Catat, Inilah Adzab Menyakiti Hati Sesama Muslim

Sang manusia Agung itupun bertanya,  “Kenapa tanganmu kasar sekali?" Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”

Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang tangannya kasar, karena mencari nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda;

“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”, inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya.

Baca Juga: Mudik Lebaran, Inilah 5 Rangkaian Doa Selamat Sampai Tujuan

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x