Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
SETIAP tarikan dan berhembusnya nafas darimu, disitulah suratan takdir dari Allah berlaku kepada kita, teruntuk seluruh umat ciptaan-Nya.
Ketentuan Allah tak pernah terlepas, maka betapa sombongnya jika seseorang merasa bahwa kenikmatan yang didapat itu karena hasil jerih payahnya atau atas bantuan teman-temannya.
Alangkah tersesatnya jika seseorang ketika mengalami keadaan buruk, kemudian merasa ada kekuatan selain Allah yang menyebabkan hal itu.
Baca Juga: Inilah Jawabnya, Kenapa Iman Diibaratkan Pohon Berbuah?
Kita berikrar dengan kalimat tauhid, La Ilaha Ilallahu wahdahu laa syarika lahu – Tiada Tuhan selain Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya.
Namun jika mendapatkan kenikmatan rejeki, kita lupa siapakah yang berkehendak atas semua itu. Jika diberi kesehatan tubuh, kita tak pernah bersyukur kepada Allah dan jika diberi kemudahan, kitapun merasa hal itu karena kekuatan sendiri.
Ikrar tauhid seperti itu, barulah terhenti pada kulitnya. Padahal didalam kulit ada daging, didalam daging ada biji dan seterusnya. Jika kita benar-benar ingin menempuh jalan menuju Allah, maka ikrar tauhid haruslah dihadirkan dalam hati.
Baca Juga: 6 Karomah Mbah Moen, Bertemu Nabi Khidir Sampai Terima Pesan Rasulullah