Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
DALAM bermuamalah atau menjalani kehidupan dunia selalu ada saja prasangka, praduga dan sebutan lainnya. Bahkan, Allah telah mengingatkan kepada kita sebagaiman firman-Nya sebagai berikut;
“Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa”. (al-Hujuraat: 12)
“Hati-hatilah kalian terhadap prasangka. Karena sesungguhnya prasangka adalah berita yang paling dusta.” HR Al-Bukhari (6066) dan Muslim (2563)
Betapa berhati-hatinya Islam mengatur tentang prasangka, sebuah praduga yang sering kali menggelincirkan kita pada permusuhan terhadap saudara sesama muslim.
Baca Juga: Inilah Penetapan Idul Fitri 1443; Versi Kemenag, NU dan Muhammadiyah
Menjauhi sebagian prasangka (prasangka buruk) adalah bagian dari hak saudara kita sesama muslim, dimana hak orang lain tentu menjadi keharusan bagi kita untuk menunaikannya.
Dalam berinteraksi dengan sesama, kita sering kali terjebak pada prasangka terhadap orang lain, entah itu prasangka baik maupun buruk. Keduanya, ada sisi baik dan buruknya.
Ketika kita terlalu beranggapan seseorang baik, kita lupa bahwa kita belum sepenuhnya mengenal dia, meskipun berprasangka baik terhadap sesama muslim adalah sebuah anjuran.