Sabda Rasulullah; Aku Pintunya Ilmu dan Ali Adalah Kuncinya

- 2 Mei 2022, 05:44 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

ALKISAH, Rasulullah SAW bersabda, “Aku adalah pintunya ilmu, dan Ali (Ali Bin Abi Thalib) adalah kuncinya”. Ya, Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah merupakan sahabat dan menantu Baginda Nabi.

Dikisahkan, Nabi Muhammad SAW merupakan pintu ilmu yang sangat luas. Ia sebagai bekal dunia akhirat sebagaimana pernah disabdakan, kunci ilmu dimiliki oleh sahabat Ali. Hati mana yang tak penasaran mendengar sabda Rasul tersebut.

Pun dengan gerombolan orang-orang Khawarij. Mereka gusar tiada tara tatkala mendengar kabar hadits ini. Kemudian mendorong mereka berniat menguji kebenaran hadis kepada Rasulullah secara langsung. Dikumpulkanlah tujuh orang dari golongan mereka.

Baca Juga: Khutbah Shalat Idul Fitri 1443 H: Istiqomah Setelah Ramadhan, Tanda Ibadahmu Diterima Allah SWT

“Jika Ali sebagai kunci ilmu, maka ketika kita beri pertanyaan yang sama tentu jawabannya juga sama”.

Salah seorang dari mereka mengawali pembicaraan. “Ya, benar kamu. Tidak mungkin seseorang yang dianggap kuncinya ilmu akan menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Jika memang benar ia kuncinya ilmu,” yang lain menimpali.

Disusunlah strategi, rencana matang, “Mari kita uji dengan memberikan pertanyaan yang sama, namun dari orang yang berbeda-beda,” usul salah seorang dari ketujuh khawarij tersebut.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Ketupat Lebaran

Mereka berakhir pada kata sepakat. Pertanyaan yang akan diajukan, antara ilmu dan harta, manakah yang lebih utama?

Setelah mereka memberikan pertanyaan yang sama, mereka mendapat jawaban yang sama pula. Antara ilmu dan harta, yang lebih utama adalah ilmu.

“Tapi tunggu dulu, apakah Ali juga memberikan alasan tentang jawabannya?” tanya salah seorang dari mereka. “Ya, benar,” timpal mereka bersama-sama. “Apa itu?”.

Baca Juga: Jawaban Taqobbalallahu Minna wa Minkum yang Benar di Hari Raya Idul Fitri

"Kalau ilmu menjagamu. Namun, harta, engkau yang harus menjaganya," orang pertama dari kelompok khawarij menyampaikan alasan yang dikemukakan sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah.

“Jika ilmu adalah warisan nabi, harta adalah warisan Qorun yang terkutuk”. Orang kedua menambahi, “Ilmu jika ditasarufkan, akan bertambah. Sedang harta, jika ditasarufkan akan berkurang,” tambah orang ketiga menyampaikan kutipan argumentasi yang ia terima.

Mereka mulai heran akan jawaban yang berbeda-beda. “Andai kau memilih ilmu, kau akan mendapat julukan yang baik, namun jika harta, julukan buruk yang kau dapat,” demikian orang keempat menjelaskan. Mereka semakin ragu akan alasan yang berbeda-beda.

Baca Juga: Mentauladani Sikap Kelembutan Namun Tegasnya Rasulullah

“Ilmu itu menerangi hati, sedangkan harta mengeraskan hati,” “Ilmu jika dibiarkan tidak apa-apa, namun harta jika dibiarkan akan rusak”, “ilmu ketika di hari kiamat akan menolongmu, namun harta akan menjadi penyebab lamanya hisab di hari kiamat.” Demikian mereka bergantian menyampaikan.

Sejenak, mereka tertegun akan alasan yang berbeda-beda. Bagaimana mungkin, pertanyaan yang diberikan kepada orang satu, menghasilkan jawaban yang memiliki alasan-alasan tersendiri.

Namun, dengan cepat mereka tersadar akan keutamaan ilmu yang dimiliki sahabat Ali bin Abi Thalib. Alasan demi alasan yang diutarakan sahabat Ali bin Abi Thalib berbeda, namun antara satu dan lainnya saling menguatkan, antara ilmu dan harta lebih utama ilmu. ***

Baca Juga: Jangan Terlewatkan, Inilah 3 Amalan Paling Disukai Allah

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah