Tausiah Hari Ini; Risalah Larangan Mengkafirkan Sesama Muslim

- 28 Mei 2022, 19:05 WIB
Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Tausiah |.| Ustadz Moch Isnaeni

MENJADI Pekerja Migran Indonesia (PMI) berarti belajar hidup dalam perbedaan. Negara tujuan para PMI bisa jadi negara yang sangat berbeda dengan Indonesia, baik dari sisi budaya, tradisi, bahasa, maupun praktik keagamaan.

Perbedaan ini adalah realitas yang harus dihadapi tidak hanya dalam hitungan bulan, melainkan bisa jadi tahunan karena kontrak pekerjaannya. Permasalahannya, bagaimana kita menyikapi perbedaan di negara asing?

Terhadap perbedaan di negara asing, tentu saja PMI tidak dalam posisi untuk menolak atau menerima perbedaan tersebut. Menolak seluruh sesuatu yang berbeda, membuat kita menjadi eksklusif.

Baca Juga: Tausiah Hari Ini; Inilah Ketauladanan Mariyah, Umul Mukmin Nan Istiqoma

Sebaliknya, menerima seluruh perbedaan menjadikan kita kehilangan jati diri. Di sinilah, kita perlu belajar pada ikan laut. Ikan laut meskipun lahir, tumbuh, dan berkembang sehari-hari dalam lingkungan air asin, tetapi dia sendiri tidak asin (tawar).

Ikan laut, dengan demikian, memiliki jati diri, prinsip kepribadian yang kokoh, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang mengitarinya sehari-hari.

Di antara perbedaan yang mungkin akan dihadapi, adalah praktik keagamaan. Bila memiliki pengetahuan keagamaan yang mendalam (mutafaqqih fiddin), kita segera paham apakah perbedaan itu bersifat pokok (principal, ushuliyyah) atau hanya bersifat cabang (technical, furu’iyyah).

Baca Juga: Tausiah Hari Ini; Meluruskan Persepsi Terusirnya Nabi Adam dari Surga

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x