KARANGANYARNEWS - Persyarikatan Muhammadiyah sudah saatnya ikut terlibat aktif dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.
Peran tersebut penting dilakukan, mengingat Muhammadiyah saat ini telah memiliki infrastruktur dan kapasitas untuk menjadi pendamai dalam skala internasional.
Hal tersebut disampaikan Prof. Rizal Sukma, Ph.D mantan Duta puBesar Indonesia untuk Inggris Assoc. dalam Seminar Pra Muktamar bertema “Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah” di Edutorium K.H. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (30 Mei 2022).
Baca Juga: Seminar Pra-Muktamar ke 48, Haidar Nashir; Muhammadiyah Perkuat Jaringan Global
Seminar ini dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dengan nenghadirkan narasumber antara lain mantan Dubes Indonesia untuk Inggris Assoc. Prof. Rizal Sukma, Ph.D. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsuddin, Ph.D. dan Prof. Amien Rais, Ph.D.
Menurut Rizal Sukma, selama ini Muhammadiyah telah terlibat dalam kegiatan internasional antara lain terlibat dalam kegiatan kemanusiaan, penanganan bencana melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), peace buliding atau bina damai di Filipina dan Thailand Selatan.
Muhammadiyah juga terlibat kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk menjadi anggota Ecosoc.
Baca Juga: Din Syamsudin; Kegelisahan Syafii Maarif Terungkap Kritis Tapi Menggelitik
“Dari sekian banyak kegiatan yang telah Muhammadiyah jalani, maka Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah perlu fokus pada kerja-kerja perdamaian atau peace building sementara MDMC fokus pada bencana,” kata Rizal yang juga mantan Direktur CSIS itu.
Dijelaskan, untuk mendukung aksi itu maka sebaiknya di berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) perlu ada peace studies atau pusat kajian perdamaian.
“Kita sangat perlu memiliki pusat studi perdamaian, peace making, peace keeping. Jadi lead untuk perdamaian internasional,” lanjut Rizal.
Baca Juga: Inilah Wasiat Terakir Syafii Maarif Teruntuk Haedar Nashir
Tak hanya di bidang perdamaian, Rizal juga mengatakan perlunya mengangkat isu lain seperti climate change hingga energi terbarukan yang saat ini sedang menjadi sorotan dunia. ***