Google Peringati 83 Tahun Kelahiran Sastrawan Sapardi Djoko Damono, Inilah Puisi Dia yang Difilmkan

22 Maret 2023, 15:35 WIB
Google doodle merayakan kelahiran Sapardi Djoko Damono, 20 Maret 2023 ini memasuki tahun ke-83 pria kelahiran Solo ini meninggal 2020 / Instagram @damonosapardi/

KARANGANYARNEWS – Tanggal 20 Maret 2023 diperingati sebagai hari kelahiran penyair dan  sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono  ke 83 tahun. Sebagai penghormatan Google doodle ikut merayakan  kelahiran pria  yang terlahir di Solo, Jawa Tengah  tanggal 20 Maret 1940 tadi.

 Sapardi Djoko Damono juga akrab dikenal dengan sebutan SDD  selain sebagai penyair  juga dikenal sebagai pengamat, kritikus sastra,  dan juga menjadi dosen.

Masa kecil SDD banyak dihabiskan untuk membaca  buku di perpustakaan, dia memulai menulis puisi sejak sekolah SMA di Solo. 

Baca Juga: Sapardi Djoko Damono Nampang di Google Doodle Hari Ini, Siapa Dia?

Menikah dengan Waediningsih dikarunia dua anak Rasti Suryandani dan Rizki Henriko.  Karya  pertama Sapardi  tahun 1969, berjudul  Duka-Mu  Abadi.  Gambaran puisi  Duka-Mu Abadi  tentang  kondisi individu manusia, di mana  puisi ini berbeda dari puisi-puisi karya  penyair  lain, Sapardi dikenal dengan bahasa puisi yang lugas.

Sapardi dalam setiap tulisannya selalu mengedepankan gagasan yang revoluioner dan sosialis, dari  buku puisi Duka-Mu Abadi  mengangkat Sapardi menjadi guru besar di kampus Universitas Indonesia (UI).

Selaian dikenal sebagai penyair, sastrawan dan penulis Sapardi mendirikan  Perhimpunan  Cendekiawan  Sastra  Indonesia  dan menjabat sebagai ketua.

Baca Juga: 90 Penyair Meluncurkan Antologi Puisi 'Lukisan Bumi' di Yogyakarta

Dibawah ini karya pusi Sapardi  ‘Hujan Bulan Juni’ dilansir  KaranganyarNews.com dari Ensiklopedia Kemdikbud, puisi tersebut pernah di filimkan dengan judul Hujan Bulan Juni :

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

- Sapardi Djoko Damono (1989)

Baca Juga: Antologi Puisi Melawan Pandemi, Luapan Empati Penyair Lintas Provinsi

Puisi ini  diterbitkan Grasindo pada 1994, bersama  puisi  lain yang  memuat 102 judul karya Sapardi yang ditulis tahun 1964 hingga 1994. Saat ini, ‘Hujan Bulan Juni’ sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris, Jepang, Arab, dan Mandarin.

Selain puisi ‘Hujan Bulan Juni’, puisi lain On the Record: Tokoh-tokoh Sastra Indonesia Volume 4 juga pernah difilmkan .

Selain menjadi dosen di kampus UI Sapardi juga pernah mengajar menjadi dosen tetap di Fakultas Sastra Budaya Unibersitas Diponegoro, tahun 1968-1973. Selama hidupnya, pernah juga menerjemahkan karya asing berjudul  ‘Ada Lelaki Tua dan Laut’ (The Old Man and the Sea) karya Ernest Hemingway,  dan ‘Afrika yang Resah’  (Song of Lowino) .

Baca Juga: Termuat dalam Antologi Puisi Esai Satupena Pusat, Inilah 11 Penulis Jawa Tengah dan Karyanya

Selama hidupnya  SDD pernah mendapat sejumlah penghargaan diantaranya  Putera Poetry Award pada 1983, Jakarta Arts Council Literary Award pada 1984, Southeast Asian Write Award yang disponsori oleh ASEAN pada 1986.

Selain itu juga pernah meraih Achmad Bakrie Award for Literature pada 2003, dan Akademi  Jakarta Award pada 2012. Beliau meninggal  tanggal 19 Juli 2020 pada usia 80 tahun, setelah pernah dirawat di Rumah Sakit Eka Hospital, karena beberapa penyakit yang dideritanya. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler