Apresiasi Buku Perjanjian Giyanti, Bupati Juliyatmono: Sebarluaskan ke Seluruh Anak Didik

- 4 November 2022, 11:05 WIB
Bupati Karanganyar Juliyatmono, Kadin Dikbud Yopi Eko Jati Wibowo dan buku ‘Perjanjian Giyanti, Tonggak Sejarah Kembalinya Jawa Pada Kekuasaan Kerajaan Dinasti Mataram’
Bupati Karanganyar Juliyatmono, Kadin Dikbud Yopi Eko Jati Wibowo dan buku ‘Perjanjian Giyanti, Tonggak Sejarah Kembalinya Jawa Pada Kekuasaan Kerajaan Dinasti Mataram’ /Kolase Foto/ Kustawa Esye/

Di tempat inilah Nicolash Hartingch perwakilan Pemerintah Hindia Belanda dan Pangeran Arya Mangkubumi Perwakilan Kerajaan Dinasti Mataram tanggal 13 Februari 1755 (dalam berita sebelumnya tertulis 13 Februari 1855) menandatangani Perjanjian Giyanti.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Eling Pepeling Filosofi Caping

Sebagaimana dijelaskan dalam buku ‘Sejarah Perjanjian Giyanti, Tonggak Sejarah Kembalinya Jawa Pada Kekuasaan Kerajaan Dinasti Mataram’, Perjanjian Giyanti berlatar diserahkannya kekuasaan kerajaan dinasti Mataram, saat itu Rajanya Susuhunan Pakubuwana II kepada pemerintahan Hindia Belanda di Pulau Jawa.

Peristiwa monumental dan bersejarah Perjanjian Giyanti, menandai kembalinya kekuasaan sebagian Pulau Jawa kepada raja dinasti Mataram, atas kegigihan perjuangan Pangeran Arya Mangkubumi, Raden Mas Said dan lainnya melawan penjajah Belanda.

Untuk mewariskan nilai-nilai sejarah perjuangan melawan segala bentuk penjajahan di negeri kita, Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI)  Komisariat Karanganyar menulis dan menerbitkan buku ‘Perjanjian Giyanti, Tonggak Sejarah Kembalinya Jawa Pada Kekuasaan Kerajaan Dinasti Mataram’. ***

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x