KARANGANYARNEWS - Lebaran memang belum tiba, tapi tak apalah makan opor untuk menu berbuka puasa, anggap saja sebagai latihan memasak.
Opor ayam, diperkirakan muncul di Jawa sekitar abad 15 hingga 16 Masehi, yang merupakan perpaduan kari yang sudah ada di nusantara.
Menurut Sejarawan Kuliner Universitas Padjajaran (Unpad), Fadly Rahman, dilansir, warna kuah opor berbeda-beda, yakni putih dan kuning.
Baca Juga: Rawon Setan Embong Malang, Inilah 9 Pesonanya
Opor dengan kuah berbahan kunyit berwarna kuning, mendapatkan pengaruh kuliner dari India.
Sedangkan opor berkuah putih, yang didominasi santan, dipengaruhi dari perpaduan kuliner Jawa dan Tionghoa.
Terlepas dari warna kuahnya, opor ayam akan semakin lezat jika dimakan bersamaan lontong atau ketupat. Namun tak perlu risau, jika memakannya dengan nasi.
Baca Juga: Martabak Tahu Nggak Kalah dengan Martabak Telor, Ini Resepnya
Bagi warga keturunan Tionghoa, opor ayam yang biasa ada sebagai sajian Cap Go Meh dipadukan dengan lontong.