Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Begini Efek yang Terjadi pada Daging Saat Dibungkus Daun Jati

- 10 Juli 2022, 23:12 WIB
Daging akan lebih sehat saat dibungkus daun jati
Daging akan lebih sehat saat dibungkus daun jati /Tim Riset Pangan ASUH Unej/Antara

KARANGANYARNEWS - Momen idul Adha selalu identik dengan pembagian daging gratis kepada warga yang kurang mampu. Dan untuk itu, panitia biasanya menggunakan kantung plastik sebagai wadah daging yang dibagikan.

Kantung plastik memang selalku menjadi pilihan karena dipandang praktis dalam pemakaiannya.

Namun demikian, beragam zat kimia penyususn plastik bisa terurai dan meresap ke dalam daging. Sehingga akan membuat daging tidak sehat.

Hal ini sanat mungkin terjadi bila yang digunakan adalah plastik daur ulang. Karena dalam pembuatannya akan diikuti dengan penambahanbahan-bahan kimia tertentu yang tentu bisa mengganggu kesehatan.

Baca Juga: Jangan Asal Makan, Berikut Tips Makan Daging yang Sehat di Momen Idul Adha

Karena itulah akademisi Universitas Jember (Unej) yang juga Tim Kelompok Riset Pangan ASUH Dr Eka Ruriani menyarankan masyarakat menggunakan daun jati (Tectona grandis Linn. F.) sebagai pembungkus daging kurban yang bersifat alami, sehat dan halal, serta ramah lingkungan.

"Dari sisi empiris, daun jati telah teruji memiliki kandungan senyawa kimia potensial yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba, sehingga dapat mengawetkan bahan pangan yang dikemasnya," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.

Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam daun jati tersebut antara lain kuinon, flavonoid, asam fenolik, alkaloid, tanin, saponin, dan glycoside.

"Senyawa kuinon merupakan fraksi terbesar yang ditemukan pada ekstrak daun jati telah teruji memiliki kemampuan sebagai antimikroba (bakteri, fungi, dan virus), adapun tannin yang merupakan bagian dari polifenol juga dapat berfungsi sebagai antioksidan," tuturnya.

Demikian juga halnya dengan keberadaan flavonoid, utamanya pada daun jati yang masih muda kandungan flavonoidnya (15,07 µg/g) lebih tinggi daripada daun jati tua (9,2 µg/g), mampu memberikan sifat anti jamur, anti virus dan anti bakteri.

"Idealnya pengemasan harus dapat melindungi produk dari kerusakan akibat pengaruh faktor lingkungan eksternal, yaitu oksigen, kelembapan udara, cahaya, mikroba, tekanan mekanis dan debu," ucap dosen Teknologi Industri Pertanian Unej itu.

Baca Juga: Tekan Sampah Plastik, Tanagupa Latih Warga Ciptakan Polybag Ramah Lingkungan

Ia mengatakan terlepasnya molekul penyusun bahan plastik dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, salah satu contohnya adalah dioksin yang dapat memicu timbulnya kanker, dan polystyrene yang dapat merusak otak dan sistem syaraf.

"Alternatif bahan pengemas yang bersifat alami, sehat dan halal perlu dipikirkan untuk meminimalkan dampak negatif penggunaan kemasan plastik bagi kesehatan," katanya.

Menurutnya, daun jati telah digunakan sebagai bahan pengemas makanan sejak zaman dahulu yang penggunaan nya telah terdegradasi oleh penggunaan plastik yang sangat masif perkembangannya.

Tetapi di beberapa tempat, terutama di pedesaan masih banyak masyarakat yang menggunakan daun jati sebagai pengemas.

Di lokasi pedesaan tertentu, daun jati ini masih tergolong bahan kemasan yang murah dan mudah didapat, serta dapat digunakan untuk membungkus bahan pangan mentah seperti daging, tempe, ikan atau siap konsumsi seperti nasi pecel, kue-kue tradisional, bahkan makanan berkuah.

Baca Juga: Warga Surabaya Dilarang Pakai Kantong Plastik untuk Belanja. Begini Sanksinya Kalau Melanggar

"Kajian penelitian mampu membuktikan daun jati yang diekstrak pada konsentrasi 60 persen mampu mempertahankan kadar mineral zat besi (Fe) daging sapi bagian has dalam. Ekstrak daun jati juga lebih efektif dalam menghambat kerusakan oksidatif sosis daging sapi selama penyimpanan dibandingkan kitosan," ujarnya.

Selain alami, lanjutnya, ramah lingkungan dan tidak menyebabkan migrasi plastik yang dapat mengganggu kesehatan, penggunaan daun jati juga dapat mengarah ke pengembangan active packaging.

Ia menjelaskan kategori kemasan itu adalah bahan kemasan yang mampu memberikan perlindungan secara aktif pada bahan pangan yang dikemas, dengan cara melepaskan komponen-komponen bioaktif seperti antioksidan, aroma, warna, atau bahan-bahan yang disebut scavenging system.

Lebih lanjut, dalam pengembangan kemasan aktif berbasis daun jati tersebut perlu juga dipertimbangkan ketersediaan, kepraktisan dan bioavailibiltasnya.***

Editor: Andi Penowo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x