Baca Juga: Tahu Kupat Sido Mampir, Kuliner Nikmat Legendaris di Solo yang Bikin Nagih
Karena kesuksesan buku tersebut, ia pun diangkat sebagai guru besar sastra di Universitas Indonesia.
Sapardi Djoko Damono menulis tiga kumpulan puisi lagi dengan gayanya yang lugas dan introspektif sebelum akhirnya menyabet Penghargaan Penulisan Puisi Asia Tenggara, disponsori ASEAN pada 1986.
Berniat mempromosikan bentuk seni di seluruh negeri, ia lantas mendirikan Perhimpunan Cendekiawan Sastra Indonesia dan menjabat sebagai ketua untuk tiga periode berturut-turut.
Sapardi Djoko Damono juga menerjemahkan karya sastra dari berbagai negara di dunia ke dalam Bahasa Indonesia.
Baca Juga: 5 Penginapan Murah, Strategis dan Nyaman di Solo, Ada yang Cuma Rp100 Ribuan
Salah satu terjemahannya paling terkenal, yakni The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway.
Pada 1994, Sapardi Djoko Damono menerbitkan Hujan Bulan Juni, kumpulan beberapa puisi terbesarnya. Karya ini menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa.
Universitas Indonesia mengangkat Sapardi Djoko Damono sebagai dekan fakultas dan mengadakan resital puisi pada 2010 untuk merayakan karya hidupnya.
Dalam kariernya, Sapardi Djoko Damono banyak mendapatkan penghargaan bergengsi, termasuk Penghargaan Achmad Bakrie untuk Sastra pada 2003 dan Penghargaan Akademi Jakarta pada 2012.