“Sebab itu tidur menjadi awal kita mengimani la haulaa wa laa quwwata illa billah. Segagah-gagahnya manusia, tetap saja bisa berada dalam kondisi yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri,” jelas Gus Baha.
Gus Baha mengingatkan bahwa sanad-sanad seperti itu sering luput. Padahal, saat paling krusial dalam hidup manusia adalah tidur seperti disebut dalam Surat Ar Rum ayat 23.
Baca Juga: Pilih Bekerja atau Sholat Tararwih? Begini Penjelasan Gus Baha
Wa min Aayaatihii manaamukum bil laili wannahaari wabtighaaa'ukum min fadlih; inna fii zaalika la Aayaatil liqawminy yasma'uun.
Artinya: Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Baca Juga: Begini Makna Doa Robbi Firli Warhamni Wajburni Saat Duduk di antara Dua Sujud
Gus Baha menjelaskan bahwa tidur mengingatkan bahwa setiap saat manusia bisa mati. Di sisi lain, tidur berperan melawan atau menghindari maksiat.
“kalua kamu hidup di Demak atau Semarang, agar tidak kepikiran nightclub, perempuan-perempuan cantik di terminal, satu-satunya cara ya tidur. Kamu kalau melek tetep jlalatan. Tak jamin,” ujar Gus Baha.
Lalu bagaimana hukumnya orang tidur saat berpuasa? Menurut Gus Baha, tidurnya orang yang sedang berpuasa memiliki keutamaan. Tidur bisa bernilai ibadah, dan memiliki keunikan hingga disakralkan.