Terdampak La Nina, Desember Bencana Tanah Longsor di Jateng Kian Meluas

24 Oktober 2021, 01:26 WIB
Kepala BMKG Indonesia, Dwikorita Karnawati bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menunjukkan peta kerawanan tanah longsor terdampak la nino /humas pemprov jateng/

KARANGANYARNEWS – Bencana tanah longsor di Banjarnegara dan Purbalingga beberapa hari terakir, diprediksikan kian meluas. Puncaknya, Desember 2021 makin mengcover seluruh Jawa Tengah.

Kepala BMKG Indonesia, Dwikorita Karnawati mengungkapkan, Jawa Tengah termasuk wilayah di Indonesia yang terdampak fenomena la nina. Setidaknya pada bulan Desember, curah hujan akan meningkat hingga 40 persen.

"Karena ada la nina, potensi di wilayah Jawa tengah. Mulai bulan Oktober wilayah bagian selatan (Cilacap,  Banyumas dan sekitarnya) peningkatan curah hujan sudah tinggi," kata  Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Dini Hari Hingga Pagi, Salatiga Diguncang Tujuh Kali Gempa

Kondisi tersebut, lanjut Dwikorita, akan terus meningkat dan puncaknya pada bulan Desember mendatang, hampir merata di seluruh wilayah Jawa tengah peningkatan curah hujan bulanan lebih 40 persen.

Ditemui seusai bertemu Ganjar Pranowo, di Rumah Dinas Gubernu Jawa Tengah, Dwikorita mengapresiasi langkah-langkah persiapan yang telah dirancang oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Menurutnya, di Jawa Tengah telah ada planning-planningnya tinggal aksinya saja. Tapi yang lebih penting, peringatan dini terus disampaikan BMKG. Setiap hari, pihaknya selalu memberikan peringatan dini atau perkembangan cuaca dan  prakiraan cuaca.

Baca Juga: Inilah Catatan Sejarah Bencana Signifikan Salatiga dan Sekitarnya

Dalam kesempatan yang sama Gubernur Ganjar Pranowo juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya, kepada BMKG yang konsisten memberikan laporan terkait perkembangan dan perkiraan cuaca.

"Banjarnegara dan Purbalingga sudah terjadi longsor, bencana ini akan makin banyak, makin lebar, dan makin mengcover seluruh jawa tengah. Karena itulah semua mesti hati-hati sampai pada puncaknya di bulan Desember," tegasnya.

Ganjar Pranowo juga mengingatkan, informasi-informasi dari BMKG harus  disampaikan hingga tingkat desa, dimaksud agar masyarakat benar-benar senantiasa siaga dan waspada.

Baca Juga: Gelombang Panas sedang Terjadi di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG

"Tugas pertama mari selalu kita membaca informasi BMKG setiap hari. Sebarkan, dan setelah itu latihan. Kalau kita bisa tau informasi dengan data sainsnya BMKG, kita bisa juga menggunakan hal-hal yang sifatnya tradisional," kata dia.

Hal-hal tradisional antara lain ilmu titen, peka terhadap tanda alam. Misalnya, jika hujan deras dan durasinya lama kita harus segera bergerak untuk mengungsi. Ilmu titen, niteni kalau sudah deres segera pergi.

“Jika mengetahui otensi longsor minggir atau kalau sudah terjadi kenthong (memukul kenthongan) titir dan lain sebagainya," jelasnya. Cara-cara ini penting dilakukan agar kondisinya aman dan tidak sampai timbul korban jiwa. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler