Fenomena Hujan Es di Beberapa Daerah, Ini Bukti Penampakan Foto dan Penjelasan Ilmiahnya

21 Februari 2022, 21:41 WIB
Hujan es di kawasan Unesa Surabaya /Facebook /Facebook

KARANGANYARNEWS - Fenomena hujan es terjadi di beberapa daerah pada Senin 21 Februari 2022. Kabar terbaru menyebutkan, fenomena alam itu terjadi di Cianjur, Semarang dan Surabaya.

Di Cianjur, Jawa Barat, fenomena hujan es melanda dua kecamatan selama beberapa puluh menit.

Fenomena hujan es ini bersamaan dengan angin kencang hingga menyebabkan belasan pohon di sejumlah jalan protokol tumbang.

Baca Juga: Ramalan Cuaca Hari ini, Hujan Lebat, Petir dan Angin Kencang di Beberapa Daerah

Sekretaris BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Cianjur, Rudi Wibowo mengatakan hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan di lapangan terkait kerusakan yang terjadi di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Cianjur dan Kecamatan Cilaku.

Laporan yang diterima akibat hujan es, sejumlah genting rumah pecah dan kendaraan yang terparkir di tempat umum mengalami lecet.

"Kami sudah mengirim petugas untuk melakukan pendataan di dua kecamatan termasuk melibatkan Relawan Tangguh Bencana (Retana)," katanya.

Baca Juga: Mitos Hujan Saat Imlek Bawa Rezeki Melimpah Setahun Mendatang? Begini Penjelasannya

Fenomena hujan es juga terjadi di wilayah Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Senin sore, menyusul hujan deras yang melanda daerah Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.

Selain itu, fenomena alam tersebut juga terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur, salah satunya di Surabaya.

Peristiwa tersebut sempat terekam kamera netizen yang kemudian diunggah di group Facebook Kawruh Jawa. 

Baca Juga: Sungai Meluap Akibat Hujan Lebat, 248 Rumah Warga Bima Terendam Banjir

Video tersebut menampilkan rekaman hujan es yang terjadi di sepanjang jalan Unesa.

Ini tangkapan layar videonya :

Penjelasan Ilmiah

Terkait hujan es yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menjelaskan, fenomena hujan es karena dipicu pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang signifikan.

"Hujan es umumnya dapat terjadi dari sistem awan kumulonimbus yang menjulang tinggi dengan kondisi labilitas udara yang signifikan, sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar," ujar Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin sebagaimana dilansir KaranganyarNews dari AntaraNews.

Miming menjelaskan fenomena downdraft yang kuat (aliran massa udara turun dalam sistem awan) yang terjadi di sistem awan kumulonimbus, terutama pada saat fase matang, dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar dalam sistem awan kumulonimbus tersebut, kemudian turun hingga ke dasar awan hingga keluar dari awan menjadi fenomena hujan es.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Curah Hujan Tinggi dan Kekeringan Meteorologis Pekan Ini!

"Kecepatan downdraft dari awan kumulonimbus tersebut cukup signifikan, sehingga dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, bahkan sampai jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es," ujar Miming.

Lebih lanjut ia menerangkan, fenomena angin kencang yang terjadi biasanya juga beriringan dengan adanya fenomena hujan es. ***

Editor: Abednago Afriadi

Sumber: Facebook ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler