Kasus Omicron Dunia Meroket, Indonesia Perkuat Surveilans dan Karantina

- 21 Desember 2021, 10:39 WIB
Pemerintah Indonesia terus berupaya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. di antaranya dengan memperkuat surveilans dan karantina. (Foto: Pixabay/Geralt)
Pemerintah Indonesia terus berupaya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. di antaranya dengan memperkuat surveilans dan karantina. (Foto: Pixabay/Geralt) /Pixabay/Geralt.

KARANGANYARNEWS - Kasus Covid-19 varian Omicron mengalami peningkatan signifikan dalam sepekan terakhir. Secara global, kasus Omicron meningkat dari 7900 menjadi 62.342 kasus atau sekira delapan kali lipat. Untuk itu, pemerintah terus melakukan berbagai upaya mengantisipasi lonjakan kasus varian baru ini.

“Kami dengan bantuan TNI, Polri, dan Kemendagri akan memperkuat proses surveilans dan juga karantina di pintu masuk-pintu masuk laut dan darat,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers, usai Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (20/12/2021) secara virtual.

Menkes menambahkan, tingkat positivity rate pelaku perjalanan yang masuk melalui jalur darat dan laut cenderung lebih tinggi dibandingkan jalur udara.

“Dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk. Kita sudah amati, semua kita tes PCR dan genome sequencing, ternyata pintu masuk laut dan pintu masuk darat jauh lebih tinggi positivity rate-nya dibandingkan pintu masuk udara,” ujarnya, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.

Baca Juga: Hadapi Peningkatan Kasus Omicron, Pemerintah Siapkan Skenario Khusus

Selain dengan tes whole genome sequencing (WGS), Budi Gunadi Sadikin juga menggunakan tes PCR dengan metode S gene target failure (STGF) yang dapat lebih cepat mendeteksi varian Covid-19.

“Tes PCR dengan SGTF berfungsi sebagai marker jadi tidak sepuluh persen seperti WGS, tapi kemungkinan besar bisa mendeteksi Omicron dalam waktu empat sampai enam jam saja, sedangkan WGS membutuhkan tiga sampai lima hari,” terangnya.

Terkait kasus Omicron sudah terdeteksi di Indonesia, Menkes menegaskan semua kasus itu berasal dari luar negeri atau imported case.

“Sekarang kita sudah bisa mengonfirmasi bahwa tenaga kebersihan tersebut kenanya pada tanggal 8 Desember berasal dari pelaku perjalanan luar negeri seorang wanita Indonesia yang datang pada tanggal 27 November dari Nigeria. Jadi sudah terbukti bahwa semua kasus yang ada di Indonesia adalah imported case,” jelas Budi Gunadi Sadikin.

Halaman:

Editor: Andi Penowo

Sumber: setkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah