Berkenaan dengan Nyepi, Wamenag mengatakan inti dari perayaan itu adalah menyepikan diri.
Umat Hindu diajak untuk melakukan pengendalian diri dengan empat cara, yakni: amati geni, amati karya, amati lelungan, dan amati lelanguan yang dikenal dengan catur brata.
Pelaksanaan catur brata penyepian, kata Zainut Tauhid Sa’adi, merupakan kesempatan bagi umat Hindu untuk melakukan renungan suci.
Selain itu juga introspeksi mendalam sebagai upaya meningkatkan kualitas diri agar menjadi pribadi lebih baik dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
Dengan begitu, umat Hindu bisa menemukan cahaya teduh diri dan menjadi lentera dalam menatap masa depan bangsa dan negara.
Baca Juga: Terkuak, Ada Video Pengakuan Penyiksaan di Kerangkeng Manusia Milik Mantan Bupati Langkat Nonaktif
“Dengan memaknai Hari Raya Nyepi, saya percaya umat Hindu akan dapat lebih berkontribusi dan berperan aktif dalam menciptakan keharmonisan, memelihara kerukunan, dan membangun rasa persaudaraan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang cinta damai,” tuturnya.
“Seluruh umat Hindu dapat menjadikan perbedaan-perbedaan yang ada sebagai perekat persatuan dan persaudaraan antarsesama anak bangsa,” sambungnya. ***