"Lignoselulosa memiliki banyak manfaat untuk kehidupan, yang paling mudah dijumpai adalah dimanfaatkan sebagai kertas. Tidak hanya kertas, selulosa dapat dimanfaatkan sebagai bahan tekstil hingga medis, tentunya dengan modifikasi tertentu," jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa dalam proses pengolahannya menjadi pendeteksi kesegaran makanan umumnya limbah batang sawit yang digunakan adalah 100 g untuk sekali pengerjaan.
"Limbah batang sawit akan dipotong dan dikeringkan kemudian digiling menjadi serbuk, serta melakukan proses alkalisasi dan pemutihan serat hingga dapat diperoleh lignoselulosa," kata dia.
Baca Juga: Wuih..Ternyata Ajal Bisa Disiasati Lewat Kuku dan Rambut. Begini Penjelasannya
Lignoselulosa, yang diperoleh selanjutnya akan dilakukan modifikasi secara kimia melalui proses oksidasi menggunakan bahan kimia bernama tempo.
Dalam penelitian ini Tim Itera bekerja sama dengan rekan di Universitat de Girona untuk memperoleh sediaan nano serat lignoselulosa dalam bentuk gel.
"Sediaan gel yang diperoleh selanjutnya dikombinasikan dengan pewarna alam, dalam hal ini adalah ekstrak kubis ungu. Kubis ungu dipilih karena antosianin yang terdapat di dalam kubis ungu memiliki potensi untuk mendeteksi perubahan pH, asam dan basa," kata dia.
Baca Juga: 50 Personil Polri dan Masyarakat Sipil Terima Penghargaan dari Kapolda Jateng
Kemudian campuran antara gel dan ekstrak kubis ungu dicetak menjadi film menyerupai kertas, dan disimpan dalam kemasan tertutup.
"Film inilah yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi kesegaran sebuah makanan, baik itu daging, buah, dan lainnya. Penelitian tersebut dilakukan selama 4-5 bulan di Laboratorium Teknik 3 Itera," pungkasnya.***