Dikutip dari laman Muhammadiyah, penetapan awal Ramadhan tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah No. 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.
Keputusan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang menjadi pedoman majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat Muhammadiyah.
Baca Juga: Doa Puasa Ramadhan Hari Pertama , Lengkap Lafal Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Dalam maklumat tersebut tertulis bahwa Hisab Hakiki adalah metode hisab yang berpatokan terhadap gerak benda langit, khususnya Matahari dan bulan faktual atau yang sebenarnya.
Gerak dan posisi bulan dalam metde ini dihitung secara cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi bulan yang sesungguhnya dan setepat-tepatnya sebagaimana adanya.
Sedangkan wujudal hilal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam.
Baca Juga: Muslim Wajib Sambut Sukacita: Puasa Ramadhan Undangan Ekslusif Allah SwtBaca Juga: Muslim Wajib Sambut Sukacita: Puasa Ramadhan Undangan Ekslusif Allah Swt
“Jadi, bulan terbenam terlambat dari terbenamnya matahari berapa pun selisih matahari. Dengan istilah geometrik, saat matahari terbenam posisi bulan masih di atas ufuk berapa pun tingginya,” demikian isi maklumat.
Selanjutnya, untuk menetapkan tanggal 1 bulan baru Kamariah dalam konsep hisab hakiki wujudul-hilal, terdapat tiga kriteria yang harus terpenuhi secara kumulatif.
Pertama adalah sudah terjadi ijtimak antara bulan dan matahari. Kedua, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari. Ketiga adalah matahari terbenam bulan belum terbenam atau bulan masih berada di atas ufuk.