Sementara itu keluarga korban meminta polisi mengusut tuntas kasus tersebut, meski Agil Hariyaji meninggal dunia saat latihan silat. Hal itu dikatakan paman korban, Suyudi, saat ditemui wartawan di RSUD Karanganyar.
"Keluarga menuntut agar kasus ini diusut tuntas. Meski kejadian yang menimpa Agil murni kecelakaan, namun keluarga menuntut agar mendapatkan keadilan. Dan pelaku mendapatkan hukuman setimpal," kata Suyudi.
Apalagi Agil meninggal karena terkena pukulan, tepat di bagian ulung hati dan gigi bagian atas berdarah. Bahkan saat kain penutup jenazah Agil dibuka, di bagian bibir, darah masih saja terus keluar.
"Dari laporan yang kami terima, kena pukulan di ulung hati dan di gigi bagian atas berdarah. Bahkan saat kain jenazah dibuka, dibibir keluar darah dan dibagikan ulung hati ada luka, kira-kira 1 centimeter," jelasnya.
Menurut Suyudi, sebenarnya keluarga telah melarang Agil ikut perguruan PSHT. Namun, karena dia nekat, maka keluarga tak bisa berbuat banyak, tak bisa lagi melarangnya.
"Agil baru setahun terakhir ini ikut silat, dia ikut PSHT setelah lulus SMK. Agil, masih belum kerja, dia hidup bersama ayah dan ketiga saudaranya. Ibunya sudah meninggal,"terang Suyudi.