Teguhkan Moderasi Beragama, Pekan Merdeka Toleransi Gelar Drama Tari Kolosal

15 Agustus 2022, 12:05 WIB
Drama Tari Kolosal mengangkat kisah dari kitab Kakawin Sutasoma karya pujangga Mpu Tantular yang hidup di zaman Majapahit, abad ke XIV /Dok FKUB/

KARANGANYARNEWS - Ketua Umum AFKUBI, sangat mengapresiasi pementasan seni lintas agama yang dikemas dalam drama kolosal.

“Suguhan yang sangat menarik  Pentas Seni Merdeka Toleransi dengan drama kolosal,” kata Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia  (AFKUBI), Ida Pangelengsir Agung Putra Sukahet.

Menurutnya, pentas seni yang dihelat  Sabtu, 13 Agustus 2022 malam di Phinisi Ballroom, Hotel Claro, Makassar ini, mempersembahkan drama tari kolosal Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Juga: Pekan Merdeka Toleransi Beragama Sulsel dalam Peringatan HUT RI ke-77

Drama tari kolosal tersebut, disebutkan mengangkat kisah dari kitab Kakawin Sutasoma karya pujangga Mpu Tantular yang hidup di zaman Majapahit, abad ke  XIV.

“Salah satu bait dalam kitab inilah diambil semboyan pemersatu bangsa yaitu Bhinneka Tunggal Ika,” kata Ida Pangelengsir Agung Putra Sukahet, sebagaimana keterangan pers dia kepada KaranganyarNews.com.

Drama tari ini menurut Ketua Umum AFKUBI, mengisahkan perjalanan hidup pangeran Sutasoma dalam menaklukkan kebencian dengan cinta kasih dan mempersatukannya dengan kekuatan kebijaksanaan. 

Baca Juga: Slamet Raharjo dalam Testimoni Denny JA dan Para Tokoh Penggiat Literasi

“Dalam kehidupan kita secara sadar maupun tidak, kita lebih banyak memupuk kebencian dan mengesampingkan cinta kasih. Lebih memilih keuntungan diri sendiri dari pada membangun hubungan kemanusiaan dan kebaikan bersama. Sikap ini akan merugikan diri sendiri dikemudian hari,” jelasnya.

Dikatakan, drama tari kolosal yang dipentaskan diperankan oleh ratusan pemeran dari berbagai agama dan etnis, dikoordinir secara bersama oleh Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi Sulsel) dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI Sulsel). 

“Melalui drama tari ini kita meneguhkan kembali nilai nilai warisan leluhur bangsa untuk diimplementasikan dalam kehidupan modern saat ini khususnya dalam mempererat jalinan persaudaraan dalam keberagaman agama, etnis dan budaya,” terang Ida Pangelingsir.

Baca Juga: Antologi Puisi Melawan Pandemi, Luapan Empati Penyair Lintas Provinsi

Pentas seni ini juga dimeriahkan  dengan penampilan tarian kasih semesta, tarian mancanegara, tarian nusantara, paduan suara dan parade lagu-lagu lintas agama.

Diharapkan, melalui pentas seni ini dapat menghibur sekaligus mempertebal spirit keagamaan dan kebangsaan untuk hidup merdeka dalam keberagaman dan toleran dalam perbedaan.

Kemerdekaan tidak bisa terlepas dari toleransi. Sejarah telah membuktikan, bangsa kita merdeka karena bersatu, bersatu karena toleran dalam keberagaman etnis budaya agama. Selanjutnya, berkah Kemerdekaan memberi kebebasan dan kekuatan dalam bertoleransi. 

Baca Juga: Tangkal Aliran Ekstrim, Satupena dan FKUB Terbitkan Antologi Puisi Moderasi Beragama

Menjadi Tugas kita sekarang, mengisi kemerdekaan ini dengan hal hal bermanfaat yang membangun masa depan menjadi lebih baik, hidup rukun dan sejahtera.  

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam rangka memeriahkan dan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT)  Kemerdekaan RI ke-77 sekaligus mengisi Momen Tahun Toleransi 2022, Kementerian Agama Propinsi  Sulawesi Selatan (Sulsel) menyelenggakan Pekan Merdeka Toleransi 13 - 20 Agustus 2022.

Pekan Merdeka Toleransi Beragama ini, dibuka Gubernur Sulsel yang diwakili Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik  (Kesbangpol) DR. H. Asriadi Sulaiman Sabtu 13 Agustus 2022 ) di Hotel Gammara Makasar.

Baca Juga: Berharap Perdamaian di Keraton Surakarta dengan Wilujengan Nagari Kiblat Sekawan

Berbagai kegiatan keagamaan dan kebangsaan dikemas dalam bentuk dialog, pentas seni, perkemahan dan karnaval dengan tema Merdeka dalam Keberagaman, Toleran dalam Perbedaan. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler