Terutama dalam merespon kejahatan anak di jalanan, kekerasan seksual, bully, body shaming maupun digital aman. Hal ini dilakukan, dimaksud agar anak mampu mengontrol dan tidak melakukan hal yang merugikan orang lain.
Xenia Putri Damayanti, Ketua Forans kepada KaranganyarNews.com menjelaskan, saat ini banyak anak yang tidak diberi ruang, seperti di dalam keluarga. Anak-anak hanya diberikan fasilitas, sementara komunkasi secara langsung sangat jarang.
Baca Juga: Kesetian dan Ketulusan Hati Weton Senin Wage, Dibalik Karakter Ambisiusnya
Keprihatinan inilah yang menjadikan banyak masalah, terutama bagi anak-anak. Disebutkan, saat ini yang dibutuhkan adalah ketahanan dalam keluarga. Orangtua hadir bukan saja fisik, namun peduli akan situasi yang dialami anak-anak.
“Keidakharmonisan anak dalam keluarga, juga berakibat anak memilih tempat yang paling aman untuk berbagi atau bercerita kepada teman sebayanya. Anak banyak memiliki acount econd untuk curhat sesama anak,” terang Xenia.
Pemilihan 10 duta anak ini, merupakan gagasan dalam Temu Hati 13, kesepuluh anak dipilih berdasarkan hasil penyaringan 70 peserta yang mengikuti tahap seleksi, baik tertulis maupun wawancara langsung, terkait komitmen dan ide inspiratif untuk anak-anak di Sleman.
Baca Juga: Wajib Diwaspada, Flu Bagi Penderita Asma: Berikut Resep Herlabal Mujarabnya Ala dr Zaidul Akbar
Terpenting 10 anak ini memahami peran partisipasi yang di amanahkan dalam Undang-undnag Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014, perubahan No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Konvensi Hak Anak (KHA).
Hal tersebut juga sudah diratifikasi Indonesia dengan Keppres 36 Tahun 1990, terdiri dari 5 (lima) kluster, yaitu: (1) hak sipil dan kebebasan; (2) lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif/pengganti; (3) kesehatan dasar dan kesejahteraan; (4) pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni budaya; serta (5) perlindungan khusus.
Berikut 10 duta anak inspirasi bagi anak-anak di Sleman sebagai agen pelopor dan pelapor: