KARANGANYARNEWS – Mengambil tema 'Hentikan Bully Tingkatkan Prestasi', Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Sleman menggelar kegiatan Roots Day yang diadakan di halaman sekolah, Senin 17 April 2023. Acara ini, sebagai bagian dari program penguatan kapasitas bagi 30 agen perubahan yang telah terpilih dari seluruh siswa siswi MAN 2 Sleman.
Selama hampir 4 bulan berproses dengan pemberian 13 materi yang diberikan oleh fasilitator dari sekolah dan didampingi LPA (Lembaga Perlindungan Anak) Klaten, Jawa Tengah, menghasilkan agen perubahan yang bergerak sebagai pelopor dan pelopor anti perundungan.
Kegiatan digagas oleh 30 agen perubahan, didukung Kementerian Agama, LPA Klaten dan Unicef Indonesia. Pelaksanaan Roots Day, merupakan bentuk dukungan kepada agen perubahan anti perundungan atau program Roots untuk menyuarakan materi sebagai bekal, terkait dampak perundungan serta pencegahannya.
Baca Juga: Lokasi Sholat Idul Ftri 1444 H Kabupaten Sleman, Jumat 21 April 2023
Hadir dalam kegiatan Roots Day diantaranya Arie Rukmana perwakilan dari Unicef, Riska Puspitasasi Sub Koordinator Subdit Kelembagaan dan Kerjasama Kemenag RI, M. Syakur Direktur LPA Klaten, dan perwakilan pemerintah Kabupaten Sleman dari DP3AP2KB Sleman.
Dalam perjalanannya, Kementerian Agama RI (Kemenag) telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Madrasah ramah anak pada bulan Agustus 2022, berisikan madrasah harus memenuhi standar dan prosedur tertentu untuk menjadi madrasah yang ramah anak.
Menginspirasi
Kemenag juga telah menerbitkan PMA tentang kekerasan seksual, melalui 2 hal itu Kemenag berusaha untuk mengurangi bahkan menghilangkan bukan hanya bullying, tapi juga kekerasan dalam bentuk apapun.
Baca Juga: Abadikan Fenomena Langka Gerhana Matahari Hibrida, Pos Indonesia Rilis Prangko Keren
Salah satu kegiatan atraktif Roots Day yang diadakan di MAN 2 Sleman, talk show menghadirkan Arie Rukmana perwakilan dari Unicef. Dalam diskusi yang sangat seru ini, Arie mengungkapkan hingga saat ini Unicef terus berkomitmen untuk dapat melindungi anak-anak di seluruh dunia.
“Kunci kesuksesan adalah "respect" karena kekerasan banyak merugikan materiil,” ujarnya. Tugas agen perubahan yang telah dilatih materi dan praktek, berfungsi sebagai pelopor dan pelor.
Menjadi pelopor dapat mensosialisasikan kembali materi anti bulliying, bahaya dan dampak-dampaknya melalui kegiatan yang menarik seperti pembuatan konten melalui visual poster atau tik tok. Serta melaporkan ketika menemui kasus bulliying.
Baca Juga: 5 Rangkaian Doa Mudik Lebaran: Singkat Mudah Dihafal, Selamat Sampai Tujuan
Pada kegiatan ini, Riska Puspitasasi, Sub koordinator Subdit Kelembagaan dan Kerjasama Kemenag RI menyampaikan agar program Roots ini terus dilanjutkan dan Unicef dapat terus berkolaborasi dan bekerjasama di dalam program-program anti perundungan ini.
“Sebagai agen perubahan dapat menjadi pelopor untuk mencegah bulliying, berperilaku respect, berani meLapanganorkan jika ada bulliying. Bahkan tidak ada cerita orang sukses yang mempunyai rekam jejak membully, mereka fokus menciptakan sesuatu yang membuat mereka berhasil dan Bisa menjadi orang yang membanggakan,” pungkasnya. ***