KARANGANYARNEWS - Persoalan padatnya arus transportasi, kemacetan lalu lintas setiap pra dan pasca Lebaran hingga meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas, menjadi problematika yang tidak pernah tuntas terurai dan terselesaikan secara baik. Inilah rutinitas tahunan, setiap berlangsung arus mudik sebelum Lebaran dan arus balik setelah Lebaran.
Bukan hanya itu problematiknya, seusai Lebaran terjadi arus balik ke perkotaan, penduduk akan berbondong-bondong melakukan sirkulasi atau urbanisasi dari desa ke kota ataupun wilayah pinggiran ke kota-kota besar.
"Desa mereka rasa sudah tidak mampu lagi memberikan rezeki yang memadai, tidak lagi bisa memberikan harapan-harapan yang cerah sebagai tempat kehidupan untuk masa mendatang," kata Dr. Ir. Mohammad Agung Ridlo, M.T. kepada KaranganyarNews.com di Semarang.
Baca Juga: Keutamaan Puasa Ramadhan Hari ke-28: Raih Surga Al-khulud 100.000 Kota
Menurut dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota UNISSULA tadi, penduduk bertambah banyak, kebutuhan lahan untuk bermukim semakin meningkat, tanah garapan semakin menyempit, nilai tukar atau value added semakin rendah, dan kesejahteraan semakin menurun.
Berbagai hal itulah yang menurut Mohammad Agung Ridlo tidak lagi mendukung mereka untuk tetap bertahan tinggal di desa, menjadikan mereka terdorong mencari harapan di luar desanya.
Beban Pemerintah Perkotaan