Karnaval Merdeka Belajar digagas mengusung filosofi trilogi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, “Handaya Karsa Hambangun Tuladha” yang bermakna momentum kebersamaan di ruang publik.
Baca Juga: 5 Air Terjun di Gunungkidul, Wisata Air Memukau di Ujung Selatan Jogja
"Keteladanan filosofi Ki Hadjar Dewantara menginspirasi generasi selanjutnya guna memperkokoh barisan manusia berkualitas di masa mendatang," kata Nadiem Anwar Makarim di Titik 0 Km Jogja.
Dalam acara yang sama, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek Hilmar Farid mengemukakan, kreativitas budaya dirasakan mempunyai andil terhadap terwujudnya Merdeka Belajar yang diinisiasi pemerintah saat ini.
Hilmar menjabarkan dari budaya akan lahir bakat, minat, dan potensi dari setiap orang yang hal tersebut berkaitan dengan sasaran Merdeka Belajar. Kegiatan KMB, menurutnya memiliki dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat.
Baca Juga: 5 Wisata Glamping di Jogja, Kemah Seru di Tengah Hutan Pinus
Pertama, dapat merekatkan hubungan antarmasyarakat, memupuk rasa kebersamaan dan saling memiliki lewat nilai-nilai kerja sama dan gotong royong. Kedua, menjadi ajang bagi siswa, seniman, dan ketiga artis lokal untuk menampilkan bakat dan potensi seluruh eleman masyarakat.
Ajang Kesenian di Ruang Publik
Diperoleh keterangan, salah satu seniman yang terlibat dalam karnaval ini adalah Ignatia Nilu. Ignatia yang berprofesi sebagai penata artistik menilai, seniman harus memiliki kesadaran bahwa berkarya dalam pendidikan bakal berdampak baik untuk publik.