Sementara itu, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dr. Iwa Lukmana, menjelaskan bahwa kegiatan FTBI dilaksanakan dalam rangka penguatan bahasa daerah di tiap-tiap wilayah dan juga bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.
Baca Juga: Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Gelar Kembali Penghargaan Prasidatama 2023
“Revitalisasi bahasa daerah ini semakin lama semakin berkembang dan semakin banyak provinsi yang melaksanakan program ini karena dampaknya bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Iwa.
Menurut Iwa, revitalisasi bahasa daerah ini harus terus ada. Di Indonesia, ada 718 bahasa daerah yang kondisinya sebagian besar menurun.
“Kondisi bahasa daerah tidak ada yang aman. Namun, bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Madura relatif aman. Yang kurang aman itu daerah timur. Semakin ke timur, semakin kurang aman. Karena orangnya sedikit, tetapi bahasanya banyak,” tuturnya.
Baca Juga: Pendidikan Pemilih Elemen Penting dalam Demokrasi
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Dr. Uswatun Hasanah, saat membacakan sambutan Pj Gubernur Jawa Tengah, Drs. Nana Sudjana, M.M., menyatakan apresiasi atas penyelenggaraan FTBI 2023 ini.
Pendidikan Budi Pekerti
“Bahasa daerah menjadi bagian dari pendidikan budi pekerti. Kita apresiasi kegiatan ini yang merupakan kegiatan berjenjang dan sangat bermanfaat. Nanti ketika Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari SD mau masuk ke jenjang SMP ataupun SMP masuk ke jenjang SMA akan digunakan,” jelasnya.