Kemudian Banjir Kanal Barat yang merupakan saluran utama kota, tampak endapan sedimentasi yang perlu dikeruk. Bahkan dengan datangnya hujan yang deras, sedimentasi pada banjir kanal barat ini akan bertambah lagi oleh aliran Kali Garang, tentu akan mengakibatkan penyempitan pada badan sungai.
Baca Juga: Salah Sasaran, Dita Terkapar Ditembak Petugas Penagihan Bank Plecit
Selanjutnya adanya pendangkalan di dasar sungai Kali Semarang yang berupa endapan sedimen, buangan padat, sampah dan tanaman liar yang tumbuh di sungai tersebut, tentu hal ini berpotensi menimbulkan banjir.
Demikian pula di Banjir Kanal Timur, yang merupakan aliran utama Kali Pengkol, Kali Dugadem, dan beberapa saluran kota. Terdapat sedimen yang dibawa oleh aliran kali pengkol dan terjadi pengerasan di pinggir kali yang menyebabkan penyempitan badan sungai. Banjir Kanal Timur saat ini sedang dalam tahap pembenahan.
Permasalahan lain yang terjadi di sempadan sungai-sungai adalah pemanfaatan ruang di koridor sempadan sungai oleh bangunan-bangunan permukiman slum dan squatter maupun fungsi-fungsi lain.
Baca Juga: Ketua KPK Firli Bahuri Tersangka Kasus Pemerasan, Ini Pasal yang Disangkakan
Hal ini tentu semakin menambah problem dalam pengelolaan wilayah sungai dan lingkungannya. Artinya bahwa, Banjir tidak sekedar fenomena alam belaka, namun justru berkait erat dengan lemahnya kapasitas dalam pengelolaan wilayah aliran sungai dan lingkungannya.
“Karenanya, ayo semua segera bergerak, kelola sistem tata air dengan baik mulai dari wilayah hulu sampai hilir” terang Mohammad Agung Ridlo yang juga Sekretaris Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Jawa Tengah, menutup perbincangannya.***